Intisari-Online.com – Trauma akibat bullying bisa merujuk pada kegelisahan, depresi, perasaan-perasaan psikotik, sampai pada bunuh diri.(baca juga: Anak-Anak yang Dibully Memiliki Risiko Bunuh diri)
Studi baru-baru ini mengatakan, ada cara yang bisa dilakukan untuk mengidentifikasikan korban bullying sebelum mereka merasakan gangguan kesehatan mental, yaitu mimpi. Mimpi buruk merupakan tanda jika anak di-bully, ujar peneliti.
Peneliti dari University of Warwick, Britania Raya menemukan jika mimpi buruk lebih sering terjadi pada anak-anak dengan usia 12 tahun yang sering mengalami perlakuan bullying.
“Mimpi buruk itu relatif biasa pada anak-anak, rataan muncul biasanya 10% pada tiap anak.” Ujar Suzet Tanya Lereya, salah satu peneliti dari University of Warwick.
“Jika rentang terjadinya mimpi buruk itu lebih sering dan berlangsung lama, hal ini mungkin disebabkan oleh perilaku bullying yang menimpa anak anda.”
Dr. Lereya dan Dieter Wolke, menganalisis data dari Avon Longitudinal Study of Parents and Children, mereka coba menjelaskan faktor-faktor pertumbuhan, kesehatan, dan penyakit pada masa kecil hingga selanjutnya.
6,438 anak-anak dengan rentang umur 8 sampai 10 tahun diwawancarai tentang bullying, dan saat mereka menginjak 12 tahun, mereka diwawancarai tentang mimpi buruk dan kegelisahan lainnya.
Dari survei tersebut, dapat disimpulkan jika korban berusia 8 sampai 10 tahun, secara signifikan lebih sering mengalami mimpi buruk, saat berusia 12 tahun.
“Penemuan kami mengindikasikan, perilaku bullying dapat meningkatkan risiko terkena gangguan tidur, seperti mimpi buruk.” Ujar Dr. Wolke, profesor dari University of Warwick.(baca juga: Mimpi Pertanda Tidur Berkualitas)
Penelitian ini bisa menjadikan orangtua untuk lebih waspada, terkait dengan perubahan gaya tidur anak-anak anda dan relasinya dengan bullying, sehingga anda bisa membangun kesempatan untuk berbicara dengan mereka, karena faktanya, mimpi buruk merupakan tanda jika anak di-bully. (sciencedaily.com)