Tersenyum Membuat Kita Dianggap dapat Dipercaya sementara Pemilik Wajah yang Lebar Berarti Kompeten, Benarkah?

Arnaldi Nasrum

Editor

Tersenyum Membuat Kita Dianggap dapat Dipercaya sementara Pemilik Wajah yang Lebar Berarti Kompeten, Benarkah?
Tersenyum Membuat Kita Dianggap dapat Dipercaya sementara Pemilik Wajah yang Lebar Berarti Kompeten, Benarkah?

Intisari-Online.com - Apakah Anda memasang foto dengan pose sedang tersenyum di foto profil media sosial Anda? Anda sebaiknya melakukan hal tersebut jika belum. Pasalnya, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan, seseorang yang di fotonya sedang tersenyum akan dianggap sebagai orang yang dapat dipercaya. Disebutkan juga, seseorang dengan wajah yang lebar berarti kompeten.

Hal ini didasarkan pada fakta bahwa orang-orang mendasarkan penilaian mereka mengenai kepercayaan pada perubahan otot wajah. Orang yang lebih bahagia secara otomatis dinilai tampak lebih dapat dipercaya, daripada yang tampak sedih atau marah.

Mungkin setiap orang bisa merekayasa sebuah senyuman. Namun, untuk dianggap kompeten dan cekatan, ada otot wajah tertentu yang dapat menunjukkannya sehingga sulit untuk direkayasa.

“Temuan kami menunjukkan bahwa isyarat wajah yang memberi kesan kepercayaan memang dapat diatur sementara isyarat wajah yang menunjukkan kompetensi dan kemampuan yang signifikan mungkin cukup sulit,” kata Jonathan Freeman, asisten profesor di New York University.

Persepsi mengenai kompetensi biasanya didasarkan struktur rangka wajah seseorang. Ditemukan, pria dengan wajah yang lebar cenderung disukai oleh orang asing. Wajah yang lebih lebar menunjukkan lebih banyak testosteron sehingga dianggap lebih kuat dan kompeten. Contoh pria dengan wajah yang lebar adalah Sylvester Stallone dan Simon Cowell.

Penelitian ini menggunakan sebuah percobaan dengan melibatkan relawan perempuan dan laki-laki. Tugas mereka adalah memperhatikan sejumlah foto dan memberikan tanggapan.

Pada percobaan pertama, para relawan melihat lima foto yang berbeda dari 10 laki-laki dewasa dengan etnis yang berbeda. Hasilnya, para relawan mengungkapkan foto dengan wajah yang tampak bahagia lebih dapat dipercaya dibandingan yang berwajah muram atau marah. Tapi soal kesan kompeten, penilaian mereka berbeda. Yang tampak bahagia belum tentu kompeten atau memiliki kemampuan.

Percobaan kedua, para relawan mempelajari 40 wajah yang telah diurut dimulai dari yang tampak sangat senang hingga yang terkesan marah. Sama dengan percobaan pertama, mereka memiliki kesan kepercayaan berdasarkan urutan foto tersebut. (dailymail.co.uk)