Pernahkah hal itu terjadi? "Belum ada laporannya," jawab dr. Sukantini. Yang pasti, dari sekian ratus ribu donor yang menyumbangkan darahnya di UTDD DKI Jakarta, memang ada yang kemudian diketahui mengidap HIV. Namun, dr. Sukartini tidak bersedia menyebutkan jumlah persisnya. la cuma menyatakan rasio jumlah donor pengidap HIV dengan jumlah donor yang pernah menyumbangkan darah di UTDD DKI Jakarta pada 1991 - Juli 2000 adalah 0,009%.
Menurut dr. Sukantini, dengan metode uji saring apa pun peluang kecolongan tetap ada. "Uji saring dilakukan bukan untuk menghilangkan atau membebaskan sama sekali kemungkinan infeksi, tetapi memperkecil risiko. Oleh karena itu, bantuan, pengertian, dan kejujuran masyarakat (calon) donor sangat diperlukan," tutur dr. Sukantini. "Metode nucleic acid testing yang telah digunakan negara-negara maju, "macam Prancis dan Jerman, untuk uji saring darah pun tidak mencoret risiko menjadi 0%."
Jadi, bagaimana? Selain metode Elisa, sebenarnya adametode lain yang bisa digunakan untuk menguji anti-HIV, yakni particle agglutination assays (PAA) dan specialized rapid assays (SRA). Mengapa metode Elisa yang dipilih? "Dalam memilih assay, ada beberapa hal yang dipertimbangkan, yaitu prinsip ilmiah assay, kompleks tidaknya, lama reaksi, sensitivitas, spesifisitas, kecocokan untuk berbagai situasi, kemudahan memperoleh reagen, dan harga."
"Pemeriksaan contoh darah yang jumlahnya sedikit dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan lebih sederhana dibandingkan dengan pemeriksaan banyak contoh darah. Dengan pertimbangan itu, untuk laboratorium dengan 1 - 35 contoh darah seminggu cukup menggunakan SRA. Laboratorium dengan 35 - 60 contoh darah per minggu menggunakan PAA. Dan laboratorium dengan lebih dari 60 contoh darah dalam seminggu sebaiknya menggunakan Elisa, karena yang harus diperiksa setiap hari 600 - 800 contoh darah," jelas dr. Sukantini.
--
Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Intisari edisi September 2000, ditulis oleh I Gede Agung Yudana & Antonius Wahyu E.P.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR