20 Nyawa Pasien Keracunan di Rumah Sakit Ini Selamat Setelah Meminum Kotoran Manusia

Ade Sulaeman

Editor

20 Nyawa Pasien Keracunan di Rumah Sakit Ini Selamat Setelah Meminum Kotoran Manusia
20 Nyawa Pasien Keracunan di Rumah Sakit Ini Selamat Setelah Meminum Kotoran Manusia

Intisari-Online.com - Rumah sakit jantung di Brimingham, Inggris menyelamatkan nyawa manusia dengan cara yang tidak biasa. Setidaknya 20 nyawa pasien yang keracunan di rumah sakit ini selamat setelah mereka diberi kotoran manusia.

Para pasien yang mengalami keracunan makanan yang fatal akibat bakteri Clostridium difficile tersebut diselamatkan oleh sebuah teknik pengobatan yang disebut ‘transplantasi tinja”. Jenis pengobatan yang dilaporkan memiliki tingkat efektivitas mencapai 90 persen ini digunakan jika antibiotik sudah gagal.

Clostridium difficile, juga dikenal sebagai C. diff, bisa menyebabkan diare berat jika tertelan. Profesor dari Birmingham University's School of Immunity and Infection Peter Hawkey mengungkapkan hasil yang luar biasa ketika ia memperlakukan pasien dengan metode konvensional ini.

Pasien Hawkey yang pertama, yang sudah berada di rumah sakit selama 100 hari, diobati dengan timnya dikurung di rumah sakit. Dia mampu berjalan di sekitar bangsal satu hari setelah mengambil kotoran cair. Profesor Hawkey mengatakan kotoran bermanfaat bagi usus pasien karena diisi dengan bakteri baik yang dapat melawan C. diff.

Cairan diberikan kepada pasien dengan selang nasogastrik, di mana tabung yang ditempatkan di hidung pasien akan terhubung dengan perut.

Wujudnya seperti kopi hitam. Mereka tidak akan merasakannya, mereka juga tidak akan muntah. Hal ini sangat mudah," kata sang profesor. "Ini adalah penyakit yang sangat jahat dimana tingkat kematiannya mencapai 30%. Sebuah fakta yang menakutkan. Namun kami berhasil menyelamatkan 20 nyawa melalui cara konservatif untuk ‘melawannya.’"

Clostridium difficile adalah bakteri anaerob yang biasanya ditemukan di dalam tanah. Menurut Mayo Clinic, pasien yang lebih tua di rumah sakit biasanya dipengaruhi oleh infeksi.

Di sisi lain, penelitian mengungkapkan bahwa orang dewasa muda yang tidak memiliki riwayat asupan antibiotik memiliki risiko rendah untuk terinfeksi.

Bakteri menjadi lebih kebal terhadap perawatan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data medis baru-baru ini, lebih dari 500.000 orang terserang oleh bakteri ini setiap tahunnya.

(mirror.co.uk)