Meskipun setiap harinya selalu dipadati pembeli, Mi Ayam Bu Tumini tidak memiliki cabang. Setiap pembeli harus rela antre untuk mendapatkan satu porsi mi ayam legendaris ini, terlebih pada jam makan siang.
Hal tersebut juga harus dialami oleh Dian (28). "Jika datang ke sini pasti selalu ramai dan antre. Meskipun harus antre, rasanya sebanding. Kuahnya yang kental dan gurih manis tidak ditemukan di mi ayam lainnya," ungkapnya.
(Tribun Jogja/Hamim Thohari)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR