Intisari-Online.com – Sekali waktu, di sebuah hutan seekor kelinci sedang beristirahat di bawah pohon beringin. Ia mempunyai feeling malapetaka terjadi. Ia berpikir, “Apa yang akan terjadi pada saya, jika bumi hancur?” Tiba-tiba, ia mendengar suara aneh yang mencolok. Ia berkata, “Ini terjadi, bumi hancur.” Kelinci itu pun melompat dan berlari liar tanpa memperhatikan arah.
Ketika ia berjalan melalui hutan, kelinci lain melihatnya dan bertanya, “Apa yang terjadi? Mengapa engkau terburu-buru?”
Kelinci itu pun menangis, “Bumi akan hancur. Rasanya kau lebih baik berjalan terus.”
Kelinci kedua itu pun berlari begitu cepatnya hingga menyalip kelinci pertama. Ketika mereka melewati hutan, keduanya berteriak kepada kelinci lain, “Bumi ini akan hancur. Bumi hancur.” Segera, ribuan kelinci berjalan melintasi hutan.
Pada saat melihat ribuan kelinci berjalan melintasi hutan, hewan lain pun merasa takut. Berita itu pun menyebar dari mulut ke mulut dan segera saja semua binatang datang untuk mengetahui bahwa bumi hancur. Tidak butuh banyak waktu sebelum semua binatang ikut berkumpul. Semua makhluk, baik itu reptil, burung, serangga, hewan berkaki empat, mencoba melarikan diri dan teriakan ketakutan mereka menciptakan kekacauan di sekitarnya.
Seekor singa berdiri di atas bukit melihat semua kekacauan itu dan berpikir, “Apa yang terjadi?” Ia pun berlari menuruni bukit dengan cepat dan memposisikan dirinya di depan hewan banyak itu. Ia berteriak kepada mereka, “Berhenti! Hentikan!” Kehadiran dan teriakan kuat singa pun menghentikan gelombang ketakutan hewan-hewan itu.
Seekor burung beo berteriak, “Bumi ini hancur.” Ia hinggap di atas batu di dekatnya.
Singa itu pun bertanya, “Siapa yang bilang?”
Burung beo itu menjawab, “Aku mendengarnya dari monyet.”
Ketika monyet ditanya, mereka menjawab bahwa mereka telah mendengarnya dari harimau. Ketika harimau ditanya, mereka menjawab diberitahu oleh gajah. Gajah-gajah pun mengatakan bahwa sumber mereka adalah kerbau. Akhirnya ketika ditelusuri, kelinci pun terjebak, mereka pun saling menunjuk satu sama lain, hingga seekor kelinci pun mengakui bahwa ia sebagai sumbernya.
Singa pun bertanya kepada kelinci, “Apa yang membuatmu berpikir bahwa bumi hancur?”
Kelinci itu bimbang. Dan dalam ketakutannya ia menjawab, “Yang Mulia, saya mendengar retakan dengan telinga saya sendiri.”
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR