Intisari-Online.com – Seorang ayah menyampaikan kisahnya seperti berikut ini. Suatu sore, saya sedang berjalan di taman. Tiba-tiba saya mendengar teriakan dari balik semak-semak.
Saya berhenti untuk mendengarkan dan memahami bahwa seorang wanita sedang diserang oleh seseorang. Saya mendengar suara pergumulan dan gumaman. Untuk beberapa saat saya ragu-ragu, apakah saya harus ikut campur?
Saya panik. Saya takut akan keselamatan saya sendiri. Mungkin lebih baik bila saya memanggil polisi? Lalu, saya menyadari bahwa suara wanita itu semakin lemah, jadi, sebenarnya ini adalah waktunya saya harus bertindak cepat. Apakah saya bisa lari dari kenyataan ini?
Akhirnya saya memutuskan bahwa saya harus membantu wanita tak dikenal ini bahkan jika saya harus mempertaruhkan hidup saya sendiri. Saya merasakan perubahan yang aneh dalam diri saya, kekuatan moral dan fisik, jadi saya lari ke balik semak-semak itu. Saya menarik penyerang dari gadis itu. Kami bergulat di tanah. Kemudian penyerang itu melompat dan lari.
Sambil menghela napas, perlahan saya datangi gadis itu, yang meringkuk di balik pohon. Karena gelap, saya tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Saya merasa, ia sangat ketakutan, jadi saya berbicara dengannya dari kejauhan. “Kau aman sekarang, orang itu sudah lari.”
Setelah beberapa saat saya mendengar kata-katanya dengan takjub dalam suaranya, “Ayah, apakah itu Ayah?”
Dan beberapa saat kemudian saya menyadari bahwa gadis itu adalah putri bungsu saya.