Intisari-Online.com – Suatu ketika seorang Raja datang melihat kebunnya. Ia melihat pohon layu dan mati, termasuk semak-semak dan tanaman bunga.
Pohon ek mengatakan bahwa ia mati karena tidak bisa setinggi pinus. Ke arah pohon pinus, Raja menemukannya ambruk dan mati karena tidak bisa memberikan buah anggur seperti halnya pohon anggur. Dan pohon bunga lain sedang sekarang karena tidak bisa berkembang seperti bunga mawar.
Segera saja Raja menemukan sebuah tanaman yang menyendiri, terlihat menyenangkan, berbunga, dan segar. Raja bertanya, “Semua pohon dan bunga di sini layu, dan mati. Tapi engkau sendiri yang berbunga, mengapa?”
“Saya pikir saya tumbuh secara alami. Saya percaya ketika Anda menanam saya, Anda ingin mendapatkan sukacita. Jika Anda ingin pohon ek tumbuh, anggur atau mawar, Anda akan menanam mereka. Jadi saya pikir bahwa saya tidak bisa apa-apa lagi dari apa yang saya punya. Dan saya mencoba untuk menumbuhkan dengan kualitas terbaik.”
Mari kita lihat diri kita. Kita bisa sendiri. Tidak mungkin bagi kita untuk menjadi orang lain. Kita bisa bersukacita dan mekar atau kita akan layu jika tidak bisa menerima diri sendiri.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR