Kata buaya, “Kau pintar. Saat aku melepaskannya, ia akan lari.”
Kata kelinci itu, “Saya pikir kau harus lebih masuk akal dari itu. Jika ia berusaha melarikan diri, satu garis ekormu itu akan membunuhnya.”
“Cukup adil,” kata buaya, dan ia melepaskan anak itu.
Saat anak itu dilepaskan, kelinci berkata, “Lari!”
Anak itu pun lari dan lolos dari cengkeraman buaya. Kemudian kelinci berkata kepada anak itu, “Apakah kau tidak menikmati daging buaya? Bukankah orang-orang di desamu mencari makanan yang baik? Kau tidak benar-benar melepaskan buaya itu, sebagian besar tubuhnya masih terperangkap dalam jaring itu. Mengapa kau tidak pergi ke desa dan membawa semua orang ke sini dan berpestalah.”
Itulah yang dikerjakan anak itu. Ia pergi ke desa dan memanggil semua orang. Mereka datang dengan kapak dan tongkat serta tombak dan membunuh buaya. Anjing anak itu datang juga, dan ketika anjing itu melihat kelinci, ia mengejar, menangkap dan membunuhnya. Anak itu datang di tempat kejadian itu terlamat, dan saat ia melihat kelinci itu mati, katanya, “Buaya itu benar, ini adalah cara dunia, ini adalah hukum kehidupan.”
Tidak ada penjelasan yang dapat kita berikan yang akan menjelaskan segala penderitaan, kejahatan, penyiksaan, kehancuran, dan kelaparan di dunia ini. Kita tidak akan pernah menjelaskannya. Kita bisa mencoba dengan formula kita, agama dan sebaliknya, tapi kita tidak pernah akan bisa menjelaskannya.
Karena hidup adalah misteri, yang berarti pikiran kita tidak bisa berpikir masuk akal dari itu. Untuk itu kita harus bangun dan kemudian kita akan menyadari bahwa realitas tidak bermasalah, kitalah yang bermasalah. (Awareness, by Anthony De Mello)
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR