Intisari-Online.com – Suatu hari di malam tahun baru lalu, Caleb Martin, 18, pulang dari tugas shift-nya di sebuah restoran cepat saji satu jam lebih awal dari biasanya. Dalam perjalanan pulang itu, Caleb melihat sebuah mobil yang jalannya meliuk-liuk. Ia pikir sopirnya mabuk.
Mobil itu langsung menuju kepada seorang wanita yang berdiri di tengah jalan. Caleb, dengan ngeri, menyadari bahwa sopir itu berusaha menabrak wanita itu. Ia mencoba untuk mengalihkan perhatian sopir, namun sopir mendorong wanita itu ke pagar pembatas.
Sopir itu melihat Caleb, dan ia pun melesat pergi. Caleb membantu wanita itu masuk ke dalam mobilnya sambil melakukan panggilan darurat ke 911. Saat itulah ia meihat sesuatu yang mengejutkan. Rupanya, Jenna, 29, telah ditembak dua kali oleh pacarnya di dalam mobil. Ketika Jenna melompat keluar dari mobil untuk melarikan diri, pacarnya berputar kembali, dan menabraknya, lalu medorongnya ke pagar pembatas.
Dalam suasana menakutkan panggilan darurat, kita bisa melihat bagaimana percakapan Caleb menghibur Jenna, meyakinkan wanita itu bahwa ia akan menyelamatkannya. Sambil mengemudi, Caleb berbicara dengan operator 911 di satu tangan juga sambil menekan luka wanita itu.
“Kau tidak akan mati,” kata Caleb. “Aku akan menyelamatkanmu.”
Caleb membawa Jenna ke rumah kakek-neneknya di dekat situ. Di dalam rumah itu, ia kembali menelepon 911 dan terus membersihkan luka-luka wanita itu. Akhirnya, tim penyelamat tiba dan membawa Jenna ke rumah sakit hingga ia sembuh. Petugas kepolisian menemukan pacarnya mati karena bunuh diri.
Jenna terus menyebut Caleb sebagai malaikat yang sudah dikirim untuk menyelamatkan hidupnya. Setelah mimpi buruk itu berakhir, Caleb tidak bisa membantu tapi yang ia ingat bahwa ia meninggalkan tempat kerjanya satu jam lebih awal di hari naas itu. Inilah kemungkinan pahlawan memang berada tepat di mana ia seharusnya.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR