Di tengah perjalanan pulang, kami bertemu beberapa kera yang sedang berayun-ayun di atas pohon. Meski tidak galak, kita perlu waspada. Bisa saja satwa primata tersebut mengambil barang bawaan kita. Kejadian tersebut hampir menimpa teman kami. Saat ia sedang melintas di bawah pohon, tiba-tiba seekor kera mencoba mengambil topi yang sedang dipakai.
Medannya ringan
Puas memandangi air terjun di kawasan Curuk Nangka, perjalanan kami lanjutkan menuju Curug Luhur. Untuk ke sana kita mesti keluar dari pintu gerbang Curug Nangka dulu dan berjalan lurus. Jarak dari Curug Nangka ke Curug Luhur sekitar 7 - 8 km. Curug Luhur terletak di Desa Gunung Malang, Kecamatan Gunung Malang, Bogor.
Gerbang Curug Luhur berada di sebelah kanan jalan. Untuk menuju lokasi air terjun, tepatnya di dasar curug, kita mesti berjalan kaki sekitar 150 m. Dibandingkan dengan ketiga curug di atas, medan Curug Luhur tergolong paling ringan. Kondisi jalan menuju curug pun sudah tertata rapi. Jalan itu berupa undak-undakan semen yang menurun hingga ke lokasi.
Dinamakan Curug Luhur (dalam bahasa Sunda luhur berarti tinggi) karena ketinggiannya mencapai 50 m dengan lingkungan alami. Pemandangan Curug Luhur juga indah. Untuk menikmati keindahan itu kita mesti membayar tiket dulu. Harga tiket masuk ke curug ini per orang Rp 7.500.-. Untuk parkir mobil dikenakan biaya Rp. 4.500.- per mobil.
Begitu memasuki area utama Curug Luhur, terdapat sederetan limpahan air yang mengalir secara deras pada dinding tanah dengan ketinggian + 2 m. Teman-teman kami menyebutnya curug mini, lantaran beberapa anak kecil bisa bermain air di tempat ini. Gelak tawa menyertai tingkah polah mereka saat sebagian tubuhnya terkena cipratan air yang mengalir dari curug mini tersebut. Begitu kita mendekat ke lokasi Curug Luhur kita akan merasakan desiran air cukup kencang, apalagi kalau ada angin.
Curug Luhur memiliki dua buah air terjun yang letaknya sejajar. Salah satu dari air terjun tersebut adalah cabang baru yang dibuat oleh penduduk setempat. Jadi air yang mengalir tidak sederas air terjun utama. Setelah melepas lelah di saung sekitar curug sambil menikmati jagung bakar akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju ke Kawasan Gunung Salak Endah (GSE).
Tiket parkir jadi tiket masuk
Untuk menuju GSE, dari pintu gerbang Curug Luhur, kendaraan harus kita belokkan ke arah kanan dan setelah beberapa ratus meter kita akan menemukan pertigaan pertama. Jalan terus saja, sampai nanti kita akan menemukan pertigaan kedua. Nah, di pertigaan ini, kita berbelok kiri, ke arah Cigamea. Kalau berbelok ke kanan, kita akan mengarah ke Cibatok.
Jarak dari Curug Luhur ke GSE sekitar 10 km. Dalam perjalanan ke GSE kita akan disuguhi pemandangan alam yang masih alami, udara yang sejuk dan segar. Dalam perjalanan ini kita cukup mengikuti arah jalan yang lurus. Tanpa terasa kita akan sampai di pintu gerbang Kawasan Gunung Salak Endah. Kawasan ini berada di hutan Pinus dan Rasamala. Pemandangan alam di sini sangat indah. Di sini kami diminta untuk membayar tiket masuk ke kawasan sebesar Rp. 20.000,-.
Di kawasan GSE ada beberapa objek wisata, antara lain Curug Cihurang, Curug Ngumpet, Curug Sewu, dan Curug Cigamea. Di samping itu ada satu pemandian air panas di Gunung Picung dan satu wisata kawah (Kawah Ratu).
Tujuan kami adalah Curug Ngumpet. Menurut penuturan petugas di pintu gerbang jarak dari pintu gerbang ke Curug Ngumpet sekitar 2 km. Dalam perjalanan menuju ke sana, tiba-tiba salah seorang teman melihat ada tanda kecil ke arah Curug Ngumpet. Jadilah kami berhenti sejenak di sini. Ternyata ada sedikit "kejutan". Di jalan menuju curug, ada petugas yang meminta kami untuk membayar tiket sebesar Rp 2.000,- per orang. Setelah tiket kami terima, ternyata tiket itu bukan tiket masuk curug tetapi tiket parkir. Waktu kami tanyakan hal ini, dengan enteng petugas itu menjawab, "Ya memang tiketnya seperti ini."
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR