Sehari Menyambangi Lima Curug

Agus Surono

Editor

Sehari Menyambangi Lima Curug
Sehari Menyambangi Lima Curug

Intisari-Online.com - Karena Jakarta dipenuhi hutan beton, bisa dipastikan kita tidak akan menemukan wisata air terjun. Namun kalau mau "bergeser sedikit", persisnya ke Bogor, hanya dalam waktu satu hari kita bisa menikmati beberapa air terjun sekaligus. Sembari menghirup udara segar tentunya. Bila berminat, silakan meluncur ke Ciapus dan Kawasan Gunung Salak Endah.

Air terjun di Ciapus dan Kawasan Gunung Salak Endah (GSE) memang tidak setinggi dan sebesar air terjun Niagara. Tapi cukuplah sekadar untuk dijadikan tempat refreshing dan mencari suasana baru setelah sepanjang minggu disibukkan oleh rutinitas pekerjaan.

Di Ciapus terdapat tiga air terjun (dalam bahasa Sunda disebut curug), yakni Curug Nangka, Curug Daun, dan Curug Kawung. Sedangkan di kawasan GSE terdapat Curug Cihurang, Curug Ngumpet, Curug Cigamea, dan Curug Seribu. Ke kedua kawasan itulah saya dan beberapa teman berwisata alam pada bulan April 2007.

Mandi atau main air

Untuk mencapai tempat-tempat itu kita mesti melewati kota Bogor. Kalau dari Jakarta, waktu tempuh tercepat bisa dicapai bila kita melalui jalan tol Jagorawi. Setiba di kota Bogor kita bisa melewati jalan dalam kota yang mengelilingi Kebun Raya. Sesampai di depan Bogor Trade Mall (BTM) kita berbelok ke kanan dan mengikuti rute angkot nomor 03 jurusan Ciapus.

Dalam perjalanan ini kami memilih rute di atas. Alternatif lain, selepas tol Jagorawi kita berbelok ke kiri menuju Sukasari, Lawang Gintung, Jln. Pahlawan, dan Empang, lalu mengikuti rute angkot nomor 03 jurusan Ciapus. Jarak dari kota Bogor ke Ciapus kira-kira 15 - 20 km dan dapat ditempuh sekitar 45 menit.

Mengikuti rute angkot memang cara termudah untuk mencapai Ciapus. Tujuan akhir angkot nomor 3 ini adalah pertigaan sebelum pintu gerbang menuju ke Curug Nangka. Kadang-kadang angkot ini juga bisa sampai ke pintu gerbang curug. Di pertigaan ini kita bisa belok ke kiri, bisa pula ke kanan. Bila berbelok ke kiri, kita akan mencapai Curug Nangka. Sebaliknya, kalau berbelok ke kanan kita akan sampai ke Curug Luhur. Kami memutuskan untuk menuju Curug Nangka terlebih dahulu.

Setibanya di pintu gerbang curug, kita mesti membayar tiket masuk dan tiket untuk parkir kendaraan (tiket masuk Rp 3.000,- per orang, untuk parkir Rp 2.000,-). Air terjun pertama yang kami temui adalah Curug Daun, letaknya agak di atas. Untuk mencapai curug ini, pengunjung melewati jalan yang agak lebar, tetapi dengan kondisi jalan naik dan turun. Jarak dari areal parkir sekitar 400 m.

Curug-nya tidak terlampau tinggi, tapi aliran airnya cukup deras. Di sini pengunjung bisa mandi dan bermain-main air sepuasnya.Sedangkan lokasi Curug Nangka berada di lembah yang curam dan dibatasi tebing-tebing yang tinggi. Jadi diperlukan kewaspadaan yang tinggi. Kondisi air sungai juga perlu selalu dipantau. Bila ada hujan deras, airnya bisa meluap. Ini berbahaya.

Karena kami mengunjungi curug ini saat masih sering turun hujan, kami memutuskan untuk tidak pergi ke Curug Nangka. Kami hanya melihat aliran air yang menuju ke Curug Nangka. Tempat jatuhnya aliran air yang menuju Curug Nangka (pada bagian atas curug) sekarang diberi pagar kawat berduri. Pengunjung dilarang bermain-main di bagian ini karena sangat berbahaya. Kalau tidak berhati-hati, pengunjung bisa jatuh ke dasar curug.

Dari Curug Daun kami menuju Curug Kawung. Air terjun ini terletak di bagian hulu dari Curug Nangka. Jarak dari Curug Daun ke Curug Kawung sekitar 1 km dengan kondisi jalan setapak yang memiliki kontur naik turun. Kita juga harus melewati sungai dan melompat dari batu yang satu ke batu lain sebagai tempat berpijak. Perjalanan menuju Curug Kawung cukup melelahkan dan benar-benar menguras tenaga.

Namun, rasa lelah itu akan terobati ketika kita sampai di tempat tujuan. Pemandangan di sini sungguh menakjubkan. Tinggi Curug Kawung sekitar 25 m. Letaknya di ceruk yang dikelilingi bukit yang hijau menambah asri pemandangan sekelilinginya. Lokasi curug ini cukup terbuka sehingga lebih aman bila sewaktu-waktu terjadi air bah.

Di tengah perjalanan pulang, kami bertemu beberapa kera yang sedang berayun-ayun di atas pohon. Meski tidak galak, kita perlu waspada. Bisa saja satwa primata tersebut mengambil barang bawaan kita. Kejadian tersebut hampir menimpa teman kami. Saat ia sedang melintas di bawah pohon, tiba-tiba seekor kera mencoba mengambil topi yang sedang dipakai.

Medannya ringan

Puas memandangi air terjun di kawasan Curuk Nangka, perjalanan kami lanjutkan menuju Curug Luhur. Untuk ke sana kita mesti keluar dari pintu gerbang Curug Nangka dulu dan berjalan lurus. Jarak dari Curug Nangka ke Curug Luhur sekitar 7 - 8 km. Curug Luhur terletak di Desa Gunung Malang, Kecamatan Gunung Malang, Bogor.

Gerbang Curug Luhur berada di sebelah kanan jalan. Untuk menuju lokasi air terjun, tepatnya di dasar curug, kita mesti berjalan kaki sekitar 150 m. Dibandingkan dengan ketiga curug di atas, medan Curug Luhur tergolong paling ringan. Kondisi jalan menuju curug pun sudah tertata rapi. Jalan itu berupa undak-undakan semen yang menurun hingga ke lokasi.

Dinamakan Curug Luhur (dalam bahasa Sunda luhur berarti tinggi) karena ketinggiannya mencapai 50 m dengan lingkungan alami. Pemandangan Curug Luhur juga indah. Untuk menikmati keindahan itu kita mesti membayar tiket dulu. Harga tiket masuk ke curug ini per orang Rp 7.500.-. Untuk parkir mobil dikenakan biaya Rp. 4.500.- per mobil.

Begitu memasuki area utama Curug Luhur, terdapat sederetan limpahan air yang mengalir secara deras pada dinding tanah dengan ketinggian + 2 m. Teman-teman kami menyebutnya curug mini, lantaran beberapa anak kecil bisa bermain air di tempat ini. Gelak tawa menyertai tingkah polah mereka saat sebagian tubuhnya terkena cipratan air yang mengalir dari curug mini tersebut. Begitu kita mendekat ke lokasi Curug Luhur kita akan merasakan desiran air cukup kencang, apalagi kalau ada angin.

Curug Luhur memiliki dua buah air terjun yang letaknya sejajar. Salah satu dari air terjun tersebut adalah cabang baru yang dibuat oleh penduduk setempat. Jadi air yang mengalir tidak sederas air terjun utama. Setelah melepas lelah di saung sekitar curug sambil menikmati jagung bakar akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju ke Kawasan Gunung Salak Endah (GSE).

Tiket parkir jadi tiket masuk

Untuk menuju GSE, dari pintu gerbang Curug Luhur, kendaraan harus kita belokkan ke arah kanan dan setelah beberapa ratus meter kita akan menemukan pertigaan pertama. Jalan terus saja, sampai nanti kita akan menemukan pertigaan kedua. Nah, di pertigaan ini, kita berbelok kiri, ke arah Cigamea. Kalau berbelok ke kanan, kita akan mengarah ke Cibatok.

Jarak dari Curug Luhur ke GSE sekitar 10 km. Dalam perjalanan ke GSE kita akan disuguhi pemandangan alam yang masih alami, udara yang sejuk dan segar. Dalam perjalanan ini kita cukup mengikuti arah jalan yang lurus. Tanpa terasa kita akan sampai di pintu gerbang Kawasan Gunung Salak Endah. Kawasan ini berada di hutan Pinus dan Rasamala. Pemandangan alam di sini sangat indah. Di sini kami diminta untuk membayar tiket masuk ke kawasan sebesar Rp. 20.000,-.

Di kawasan GSE ada beberapa objek wisata, antara lain Curug Cihurang, Curug Ngumpet, Curug Sewu, dan Curug Cigamea. Di samping itu ada satu pemandian air panas di Gunung Picung dan satu wisata kawah (Kawah Ratu).

Tujuan kami adalah Curug Ngumpet. Menurut penuturan petugas di pintu gerbang jarak dari pintu gerbang ke Curug Ngumpet sekitar 2 km. Dalam perjalanan menuju ke sana, tiba-tiba salah seorang teman melihat ada tanda kecil ke arah Curug Ngumpet. Jadilah kami berhenti sejenak di sini. Ternyata ada sedikit "kejutan". Di jalan menuju curug, ada petugas yang meminta kami untuk membayar tiket sebesar Rp 2.000,- per orang. Setelah tiket kami terima, ternyata tiket itu bukan tiket masuk curug tetapi tiket parkir. Waktu kami tanyakan hal ini, dengan enteng petugas itu menjawab, "Ya memang tiketnya seperti ini."

Ya sudahlah, perjalanan tetap kami lanjutkan. Setelah berjalan sekitar 100 m sampailah kami di suatu air terjun yang membuat kami sempat heran bercampur bingung. Curug Ngumpet-nya kok kecil sekali? Pengunjung pun sedikit dan sangat sepi. Kami sempat bertemu lima orang anak sekolah yang sedang menghabiskan waktu libur panjang mereka. Ternyata, curug itu bukan Curug Ngumpet.

Perjalanan menuju ke Curug Ngumpet dari pintu gerbang ternyata sekitar 300 m, bukan 2 km seperti yang disampaikan petugas di pintu gerbang. Jalan setapak menuju lokasi relatif mudah. Di beberapa bagian, ada jalan setapak berbentuk tangga dengan jarak anak tangga yang cukup tinggi. Di kiri jalan ada aliran sungai dengan batu-batu besar yang menambah asri pemandangan.

Setelah berjalan kira-kira 15 menit sampailah kami di Curug Ngumpet. Air terjun ini mempunyai ketinggian lebih kurang 45 m. Sesuai namanya (ngumpet berarti tersembunyi), air terjun ini memang agak tersembunyi. Dengan panorama alam dan keasriannya, curug ini tak kalah menarik dengan curug lain yang ada di GSE. Di sini kita dapat beristirahat cukup lama, duduk di bebatuan besar yang ada di depan curug sambil menikmati cucuran air yang turun dengan derasnya. Di bawah sana, di dasar curug, kami melihat muda-mudi sedang bercengkrama dan berfoto ria dengan asyiknya.

Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 15.00. Akhirnya kami memutuskan untuk beranjak dari kawasan ini. Kami akan mengunjungi satu lagi air terjun di kawasan GSE, yaitu Curug Cigamea.

Namun, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Ini pertanda kami tidak bisa turun ke Curug Cigamea karena jalan ke sana akan licin. Namun, kami patut bersyukur bahwa sepanjang perjalanan menuju ke beberapa curug sebelumnya, cuaca sangat bersahabat. Akhirnya kami putuskan untuk kembali ke Bogor karena tampaknya hujan tidak akan reda dalam waktu singkat.

Dalam perjalanan menuju Bogor, kami melewati Pamijahan, Gunung Menyan, dan Dramaga (kampus Institut Pertanian Bogor berada). Akhirnya kami memutuskan untuk singgah di Kebun Raya Bogor (KRB) terlebih dahulu sebelum kembali ke Jakarta. Seusai magrib kami meninggalkan Bogor kembali ke Jakarta.

Selesai sudah perjalanan sehari "menaklukkan" lima curug yang melelahkan, tetapi sungguh menyenangkan.