Sebagian Besar Hidup Spinosaurus Ternyata Dihabiskan di Air

Chatarina Komala

Editor

Sebagian Besar Hidup Spinosaurus Ternyata Dihabiskan di Air
Sebagian Besar Hidup Spinosaurus Ternyata Dihabiskan di Air

Intisari-Online.com - Sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Sciencemenemukan fakta yang menunjukkan,sebagian besar hidup Spinosaurus ternyata dihabiskan di air. Spinosaurus sendiri adalah jenis dinosaurus yang memiliki tubuh lebih besar dari T. rex. Kabarnya, dinosaurus mengerikan ini bahkan dianggap sebagai "dewa"-nya para dinosaurus. Daerah yang sekarang kita kenal sebagai Afrika ternyata menjadi tempat Spinosaurus beraktivitas pada sekitar 97 juta tahun lalu. Di masa itu, Spinosaurus biasa berenang dan menangkap ikan dengan mulutnya yang berbentuk seperti corong, serta rangkaian gigi yang siap mengunci apa pun yang masuk ke mulutnya. Berdasarkan temuan fosil terbaru, dinosaurus sepanjang 50 kaki (15 meter) ini telah beradaptasi dengan cara hidup dalam air. Akibatnya, kakinya berbentuk seperti kaki datar, berselaput, sementara hidungnya terletak cukup tinggi. Karena keunikannya, para ahli bahkan mencoba memikirkan kemungkinan lain tentang dinosaurus.Hasil temuan mengungkapkan, ada lebih banyak tulang yang membuat peneliti menyadari kejanggalan. Pasalnya, tulang tersebut tampak begitu padat tanda ada rongga. Selain itu, dari fosil tulang, ditemukan bukti yang menunjukkan, tulang-tulang tersebut ternyata berfungsi sebagai alat apung dan biasa ditemukan pada hewan laut.Kumpulan fosil Spinosaurus dari berbagai museum di dunia kemudian dirangkai menjadi gambar. Hasilnya, terlihat sistem tulang pada hewan yang berenang, bergigi tajam serupa gigi buaya yang berfungsi menangkap mangsa di air, lubang hidung yang berada di atas kepala, serta kaki berselaput.Karena sebagian besar hidup Spinosaurus ternyata dihabiskan di air, dinosaurus ini jarang berada di daratan dan berkeliling di permukaan.“Mungkin ini sebuah khayalan, tapi tampaknya hewan ini setengah bebek dan setengah buaya,” ujar Paul Sereno, seorang ahli paleontologi vertebrata di Universitas Chicago.(National Geographic Indonesia)