Misteri di Balik Mimpi (2): Ini Penjelasan Tentang Ketindihan

Birgitta Ajeng

Editor

Misteri di Balik Mimpi (2): Ini Penjelasan Tentang Ketindihan
Misteri di Balik Mimpi (2): Ini Penjelasan Tentang Ketindihan

Intisari-Online.com - Mimpi itu sendiri memang misteri, namun di balik mimpi tersembunyi banyak misteri. Benarkah orang mampit melukai orang lain saat ia terbuai dalam tidurnya yang lelap? Inilah cerita tentang misteri di balik mimpi.

---

Sampai sekarang pun banyak aspek dalam tidur yang belum benar-benar terungkap. Salah satunya paralysis nocturna alias ketindihan, atau orang Sunda bilang eureup-eureup. Pada kondisi ini selama beberapa detik penderita merasa ditindih sesuatu, sehingga tidak bisa bergerak atau bernapas.

Penjelasan mengenai kasus ketindihan itu bisa beragam. Dari sudut pandang tradisional, Sunda misalnya, penyebabnya adalah laba-laba berjumlah kaki ganjil yang juga menempati kamar tidur pelaku. Sedangkan di Newfoundland kasus itu dikatakan akibat pekerjaan usil tukang sihir.

Kemudian ada peneliti yang mencoba memberikan pen jelasan yang lebih masuk akal. Ketindihan itu merupakan kelumpuhan tidur non-REM.

Pada kondisi REM secara otomatis tubuh akan menonaktifkan seluruh otot tubuh demi keamanan. Bila tidak, bisa-bisa kita melakukan apa pun yang muncul dalam mimpi, persis seperti pengidap penyimpangan perilaku tidur fase REM. Biasanya, otot kembali aktif saat bangun tidur – sayangnya, kadang-kadang terlambat. Keterlambatan ini begitu singkat sehingga kita tidak menyadari atau mengamatinya. Namun, bila keterlambatan itu berlangsung cukup lama, lebih dari semenit, alarm kesadaran keburu memberi tahu bahwa kita tidak dapat bergerak.

Sedangkan mengenai sensasi dada tertindih, sebuah teori menghubungkannya dengan refleks menyelam – kemampuan mamalia air untuk memperlambat napas dan denyut jantung agar dapat menyelam lebih lama. Diduga, dahulu kala manusia pernah memiliki kemampuan ini, sehingga meski lewat evolusi manusia telah kehilangan kemampuan ini, sisa-sisanya masih tertinggal dalam kode genetik manusia sekarang.

Dengan asumsi itu, diperkirakan refleks menyelam ini sewaktu-waktu muncul dalam kondisi tidur pulas tanpa mimpi. Manifestasinya, sistem pendukung perlindungan tubuh ditekan, sehingga mengakibatkan terjadinya sensasi ketindihan dan kesulitan bernapas – ditambah rasa takut dan panik. Mungkin ini serupa dengan efek yang menyertai serangan jantung.

Refleks menyelam itu juga diduga sebagai penyebab sindrom kematian mendadak pada bayi, dan pemicu sentakan myoclonik; tiba-tiba terjaga seketika dari tidur lelap karena merasa tersandung atau terpeleset. Sesungguhnya, sentakan ini disebabkan oleh arus listrik besar yang dikirim oleh otak ke otot sebagai bagian dari mekanisme penyelamatan diri. Otak mengejutkan tubuh agar kembali beraksi normal, karena pernapasan dan peredaran darah terlalu lambat.

-Tulisan ini ditulis di Kumpulan Kisah Misteri Intisari tahun 2002 dengan judul asli Misteri di Balik Mimpi-

-bersambung-