Intisari-Online.com - Suhu global pada 2014 memecahkan rekor catatan sebelumnya, menjadikan 2014 tahun terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah sejak 1880. Seperti yang dilaporkan oleh ilmuwan-ilmuwan NASA dan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), panasnya suhu ini bahkan mengalahkan catatan tahun 2005 dan 2010 yang dianggap memiliki suhu terpanas.
Hampir setiap benua memiliki catatan kenaikan suhu yang sama, sama-sama signifikan. Samudera Pasifik dianggap yang paling hangat meski tanpa (badai) El Nino. Dari catatan NASA dan NOAA, pada 2014, suhu global rata-rata 1,24°F (atau setara dengan 0,69°C) di atas rata-rata suhu global abad ke-20 yaitu 57,1°F (atau setara dengan 14°C). Sementara lima bulan yang dianggap paling panas adalah Mei, Juni, Agustus, September, dan Desember.
Untuk diketahui, sembilan dari sepuluh suhu terpanas yang tercatat terjadi setelah tahun 2000. NASA dan NOAA sepakat, bahwa faktor utama kenaikan suhu yang terus-menerus ini adalah emisi gas rumah kaca. “Emisi rumah kaca harus bertanggungjawab untuk sebagian besar tren kenaikan suhu,” tutur Gavin Schmidt, direktur NASA’s Goddard Institute for Space Studies, seperti dilansir LiveScience.
Lebih lanjut, Schmidt mengatakan, emisi gas rumah kaca masih akan membawa dampak pemanasan global untuk tahun-tahun terdekat. “Rasanya tidak mengejutkan jika suatu saat nanti tiba-tiba suhu yang panas ini mendatangkan El Nino dengan rekor tinggi.”
Pernyataan serupa juga datang dari Japan Meteorogical Agency (JMA), satu dari empat organisasi pelacakan cuaca terkemuka di planet ini. Menurutnya, suhu rata-rata global berada di angka 1,1°F (0,63°C) di atas rata-rata suhu global abad ke-20. Begitu juga dengan pernyataan Hadley Center milik Inggris: 2014 tahun terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah sejak 1880.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR