Intisari-Online.com – Dengan 23 orang meninggal serta 17 orang masih dinyatakan hilang, peristiwa terbakarnya Kapal Zahro Express di Teluk Jakarta pada Minggu (1/1/2016) seharusnya membuat kita sadar tentang pentingnya belajar teknik bertahan hidup dalam kondisi darurat. Salah satunya melalui Uitemate, yaitu sebuah teknik mengapung sederhana untuk bertahan sambil menunggu bala bantuan telah menyelamatkan banyak nyawa pada bencana tersebut.
(BNPB: Korban Tewas Kapal Zahro Express yang Terbakar Berjumlah 23 Orang)
Teknik ini disebut dengan "Uitemate" yang berarti “mengambang dan menunggu”yangdicetuskan olehProfesor Hidetoshi Saito dari Universitas Teknologi Nagaoka, Jepang.
Pada 11 Maret 2011 lalu, murid-murid sekolah dasar di Higashi-Matsushima, Perfektur Miyagi harus dievakuasi ke dalam gimnasium beberapa saat setelah gempa berlangsung.
Beberapa guru dan murid terperangkap di dalam gimnasium dengan air yang mulai meninggi karena tsunami, namun mereka selamat karena pernah mempelajari teknik uitemate.
(Yusra Mardini, Perenang Olimpiade, Pengungsi Suriah, dan Penyelamat 20 Pengungsi Lain dari Tenggelam)
Teknik ini memang sudah dipromosikan Professor Saito semenjak tahun 2000 dan telah diajarkan disekolah dasar seluruh Jepang. Belakangan teknik ini juga dipopulerkan di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Dalam banyak kasus, seseorang yang terjebak di air akan mencoba dirinya untuk tetap berdiri tegak dengan hanya kepala yang berada di atas permukaan, seluruh tubuh akan tenggelam jika orang tersebut mencoba menarik perhatian penyelamat dengan melambaikan tangan. Skenario terburuknya, orang tersebut akan tenggelam dalam hitungan menit.
Uitemate memungkinkan kita untuk tetap bernafas dan sangat menghemat energi kita.
“Jangan paksa dirimu untuk berenang, cukup mengambang seperti daun di air” ungkap Yuji Tamura, associate professor diTokyo University. “Ini metode yang sangat sederhana” tambahnya.