Intisari-Online.com - Pelajaran utama yang bisa didapatkan dari kesuksesan karier co-founder sekaligus pemimpin Apple Computer, Steve Jobs, adalah ia memiliki beberapa kekuatan luar biasa yang ia maksimalkan. Kekuatan pemimpin begitu dahsyat sehingga menutupi kelemahannya. Bagaimana hal ini berlaku untuk jutaan orang di dunia yang menempati posisi kepemimpinan? Bekerjalah mengembangkan kekuatan kepemimpinan Anda, dan jangan condong mengembangkan sesuatu yang sebenarnya Anda tidak bisa lakukan dengan baik. Pengalaman dan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pemimpin, ketika diminta untuk membuat rencana pengembangan, segera mencari tahu kesalahan dan kegagalan mereka lalu mulai dari sana.
(Baca juga: 8 Sifat Pemimpin Yang Baik)Asumsi yang mendasari adalah bahwa "Kekuatan yang saya miliki – akan berkembang dengan sendirinya. Cara untuk menjadi lebih baik adalah memperbaiki kelemahan saya.”Namun, penelitian Zenger Folkman mengungkapkan dengan jelas. Para pemimpin yang paling efektif bukan yang tanpa kekurangan, atau mereka berada diatas rata-rata di hampir setiap kompetensi kepemimpinan. Tidak satu pun dari kedua hal tersebut yang bisa menyebabkan seseorang untuk menjadi seorang pemimpin besar. Anda harus memiliki tiga sampai lima kompetensi yang di mana Anda merasa unggul.Cara Steve JobsJobs memiliki passion besar untuk product excellence. Dia bersikeras pada desain yang elegan dan kesederhanaan. Tidak seperti CEO lainnya, ia menjadi sangat asyik dalam hal detail, terutama ketika berkenaan dengan sebuah produk dan bagaimana produk tersebut dipasarkan. Dia menetapkan target yang sangat tinggi untuk hardware dan software dan mendorong orang untuk mencapai lebih dari yang mereka impikan.Kekuatan ini menutupi ketidaksempurnaannya. Ya, dia bisa kasar, tidak masuk akal, plin-plan, dan sombong. Ia mengambil keuntungan dari ide-ide orang lain. Daftar perilaku buruknya hampir tidak ada habisnya. Jika ia tidak memiliki kekuatan yang luar biasa, maka perilaku buruk tersebut menjadi penghalang di awal-awal kariernya. Namun yang terjadi adalah kekuatannya menutupi kelemahan.Penelitian Zenger Folkman menunjukkan, jumlah pemimpin yang memiliki kekuatan luar biasa sekaligus kekurangan fatal, hanya sekitar satu persen. Oleh sebab itu, penting dipahami bahwa pemimpin dengan perilaku negatif yang serius sangat bisa mengurangi kesempatannya menjadi pemimpin hebat. Meski begitu, jika seorang pemimpin hanya menghapus perilaku negatif tanpa mengembangkan kekuatan, maka ia menempatkan dirinya ke posisi nol. Karenanya para pemimpin semestinya mengidentifikasi kekuatan khas yang dimilikinya. Temukan cara untuk melipatgandakan kekuatan itu. Memimpinlah dengan kekuatan itu yang akan membuat Anda menjadi seorang pemimpin yang benar-benar luar biasa. Selain itu, lakukan yang terbaik untuk meminimalisasi perilaku negatif. (Kompas)