Investasi perlu WISDOM

Bimo Wijoseno

Editor

Investasi perlu WISDOM
Investasi perlu WISDOM

Saat hampir segalanya menjadi serba mahal lantaran harga BBM yang melambung tinggi, kita mesti cermat menggunakan uang. Setelah semua pos pengeluaran diutak-atik dan dihitung-hitung, rupanya masih ada sisa uang yang jumlahnya lumayan. Apakah uang itu didiamkan saja atau diinvestasikan agar berkembang?

Setelah merenung beberapa saat memahami tulisan-tulisan Roy Sembel dalam buku Reformasi Pembelajaran Ilmu Duit terbitan PT Grahanusa Mediatama, Jakarta, dan Extraordinary Success for Ordinary People terbitan PT Elex Media Komputindo, seperti ada pencerahan.Menurut Sembel, pekerja kantoran tak seharusnya terlena hanya pada pendapatan yang diperolehnya setiap bulan dari kantornya. Sebab, masih ada peluang lain yang masih bisa diraih. Dengan kata lain, masih ada penghasilan lain di luar gaji. Soal gaji kita sekarang cukup atau tidak, itu urusan lain. Pokoknya, bagaimana kita bisa menambah penghasilan.

"Gross Domestic Product (GDP) Indonesia tahun 2005 mencapai Rp 2.500 triliun, sedangkan APBN kita saja hanya Rp 300 - 400 triliun. Ini potensi yang besar," ucap Sembel. Maksudnya? Penjelasannya secara gampang, nilai belanja orang Indonesia rupanya lebih besar dari anggaran belanja negara. Akibatnya, ada peluang buat sektor swasta atau siapa saja untuk memenuhi kebutuhan belanja mereka!

Wah, meskipun peluangnya terbuka, untuk bikin usaha sekecil apa pun pasti membutuhkan modal. Lantas, dari mana modalnya? Gaji saja mepet. "Ya, kita harus menyediakan dana investasinya dulu. Jangan langsung uang untuk makan kita pakai untuk investasi. Bisa mati konyol kita," ujar Sembel.

Untuk berinvestasi, ada langkah-langkah yang perlu dijalani. Pertama disiplin menabung. Paling tidak, 10% atau 20% gaji kita sisihkan untuk ditabung. Jika 1 - 2 tahun dana sudah terkumpul, mulailah berhitung. Sembari menabung, kita bisa menimbang-nimbang investasi apa yang bakal kita pilih.

Sembel mengingatkan untuk tidak langsung tergiur pada investasi yang sifatnya instan di depan mata. Sebab, yang instan itu biasanya fatal dan berumur pendek. Ingat kasus ADD FARM? Dalam kasus itu banyak investor tertipu. Alih-alih mendapat untung besar, mereka malah pusing tujuh keliling kehilangan uang puluhan hingga ratusan juta yang semula digunakan untuk investasi peternakan bebek.

Karena itu, perencanaan berinvestasi menjadi penting artinya. Jika sudah ada perencanaan, biasakan mencari tahu dan mencari kesempatan bisnis yang cocok buat kita. Pertimbangkan juga baik-buruknya bisnis yang kita pilih. Ada patokan yang diberikan Sembel. Rumusnya, WISDOM.

W adalah watak. Coba kenali dan kuasai potensi diri dan lingkungan saat ini.

I, ingin. Tentukan tujuan atau masa depan yang kita inginkan.

S, siasat. Kita perlu merancang strategi atau siasat untuk mencapai tujuan itu.

D, didik, tingkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap.

O, otak/otot. Kita melakukan strategi dengan kerja cerdas (otak) dan kerja keras (otot).

M, manajemen, monitor, dan measure. Maksudnya, kita mengelola sumberdaya yang kita punyai, dan setelah berjalan bisnisnya, tetap melakukan monitor pencapaiannya.

Siap berinvestasi?