Berhasil membeli benda atau mainan yang sangat didambakan dari hasil menabung di celengan akan sangat memotivasi anak-anak kita untuk terus menabung.
Penulis teringat masa kecil, saat dapat membeli sebuah sepeda dari hasil celengan selama satu tahun.
Peristiwa itu membekas hingga saat ini, sehingga keinginan untuk menyisihkan sedikit pendapatan untuk ditabung tetap kuat.
Kenangan ini yang akhirnya membuat penulis yakin, menabung dapat menghadirkan mimpi dan menjadikan kegiatan menabung sebagai kebiasaan yang terus berlangsung.
Membuka rekening
Setelah mengenal celengan sebagai alat bantu menabung, anak-anak perlu dikenalkan pada rekening tabungan.
Dengan membuka rekening tabungan, anak-anak juga diperkenalkan pada transaksi perbankan.
Menulis besar uang yang ditabung pada formulir yang disediakan bank dan menyetor uang akan membuat anak-anak tertarik untuk selalu menabung.
Saat ini banyak bank membuat tabungan anak-anak, selain bentuk buku tabungannya berwarna khas anak-anak, jenis tabungan ini juga tidak menarik biaya administrasi yang besar, bahkan tidak dikenakan sama sekali.
Mungkin bank-bank di Indonesia perlu juga membuat counter khusus anak-anak, agar lebih banyak lagi anak-anak tertarik menabung.
Orangtua jadi teladan
Mengenalkan cara menabung dan kemudian menikmati hasil tabungan akan membuat anak-anak senang menabung.
Namun, pendidikan akan lengkap tatkala orangtua menjadi panutan dalam menabung untuk menyelesaikan masalah keuangan keluarga.
(Baca juga: Karyawan Diberi Terlalu Banyak Pekerjaan, Satu dari Delapan Alasan Karyawan Teladan ‘Resign’)
Jika anak dilahirkan dalam keluarga yang tidak mengenal langkah menabung, maka sulit baginya memahami perjuangan untuk menahan keinginan tertentu guna mencapai keinginan lain.
Akan hadir anak-anak dengan pola pikir instant yang menghalalkan segala cara untuk menghadirkan impiannya. Untuk itu dibutuhkan teladan yang datangnya dari orangtua.(Intisari)
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR