6 Jurus Usaha Waralaba ala Baba Rafi

Rusman Nurjaman

Editor

6 Jurus Usaha Waralaba ala Baba Rafi
6 Jurus Usaha Waralaba ala Baba Rafi

Intisari-Online.com - Bisnis waralaba disebut-sebut sebagai bisnis yang minim resiko. Namun tanpa persiapan dan konsep usaha yang matang, laba bisa jadi tak bakal kunjung datang. Hanya di tangan orang yang tepatlah, waralaba bisa mendatangkan berkah melimpah.

Saat ini, waralaba masih dilirik sebagai salah satu cara mengembangkan jaringan usaha paling seksi. Bahkan, dengan 230 juta penduduk dan pendapatan per kapita rata-rata AS$3.500, pasar Indonesia jadi sasaran empuk pewaralaba asing. Toh, di tengah serbuan waralaba asing itu tak sedikit waralaba lokal yang bisa bertahan dalam persaingan usaha. Salah satu pemainnya adalah Baba Rafi Enterprise, waralaba kuliner lokal dengan menu andalan kebab turki.

Perusahaan waralaba yang dimiliki Hendy Setiono, 29 tahun, itu bahkan mampu merajai pasar lokal, terutama untuk bisnis kuliner. Buktinya saat ini mereka memiliki 1.000 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia, dan omzet miliaran rupiah. Lebih hebat lagi, sejak tahun 2012 mereka secara perlahan merebut pasar di luar negeri. Saat ini, gerai Kebab Turki Baba Rafi sudah berdiri di dua negeri tetangga, yaitu 10 gerai di Malaysia dan 2 gerai di Filipina.

Tentunya pencapaian tersebut tak didapat dengan gampang. Semua itu butuh perjuangan panjang nan berliku selama 9 tahun. Hendy merintis usaha kebab tahun 2003 dengan modal awal Rp4 juta. Dalam enam bulan pertama, bisnisnya sempat jatuh bangun. “Karena waktu itu saya masih berstatus sebagai mahasiswa, serba terbatas dalam semua hal: permodalan, kemampuan bisnis, manajemen usaha, mengatur persediaan bahan baku, dan lain-lain,” ujar lelaki yang sempat kuliah di Jurusan Informatika ITS Surabaya ini.

Berbekal pengalamannya 9 tahun membesarkan Baba Rafi, Hendy kini banyak diundang ke berbagai seminar dan pelatihan usaha. Di situ, dia berbagi aneka tips dan trik bisnis agar berhasil membangun bisnis usaha waralaba. Dalam mengawal usaha waralaba, kata Hendy, kita harus memperhatikan kombinasi 6 komponen ini:

  1. Merek dagang (brand).
  2. Sistem usaha yang mencakup cara mengelola dan mengontrol usaha, pola penggajian karyawan.
  3. Supporting system yang mencakup persiapan usaha, pola rekrutmen dan pelatihan karyawan, dan kesiapan ketika bisnis sudah berjalan.
  4. Adanya standard operating procedure (SOP). SOP disarikan dari hasil berbagi pengalaman (baik dan buruk) dengan para pelaku usaha.
  5. Pemasaran (marketing). Komponen ini mencakup cara-cara meningkatkan omzet beserta alat pemasarannya (marketing tools).
  6. Suplai bahan baku. Suplai bahan baku terbilang aman jika memiliki kekuatan bernegosiasi dengan para pemasok bahan (supplier). Dengan begitu, bisa mendapat bahan baku yang lebih murah tapi kualitasnya baik, dan menjadi prioritas.
Nah, semoga enam tips tadi membuat Anda tak ragu untuk memulai berbisnis waralaba.