Intisari-Online.com - Ati Burdaningsih (40) warga Babakan Sari, Cianjur, mendapat ide membuat abon lele atas bimbingan mahasiswa Prasetya Mulya, Jakarta.
Satwa air yang selama ini hanya dikenal dalam menu pecel lele, kini naik pamor setelah diolah jadi abon. Apalagi selain kandungan proteinnya tinggi, rasanya pun enak tidak kalah dengan rasa abon sapi dan abon ayam.
Dipasarkan dengan merek Boni Basari, abon ini dihadirkan dalam dua variasi rasa, yaitu original dan pedas. Nama Boni Basari berasal dari singkatan Abon Ikan Babakan Sari. Mengapa? Karena tempat pembuatannya di Kampung Babakan Maleber Desa Babakan Sari, Cianjur.
Dengan bimbingan para mahasiswa Prasetiya Mulya Ati terdorong untuk memajukan bisnisnya.
Manfaatkan sumberdaya
Ketertarikan para mahasiswa memilih jenis makanan olahan lele, disebabkan oleh potensi sumber daya perikanan yang cukup melimpah di Cianjur. Beberapa hasil perikanan adalah ikan nila, mas dan lele.
“Selama ini sudah banyak orang menggarap ikan nila dalam berbagai olahan. Kita mau buat sesuatu yang beda. Kenapa lele? Karena ini tantangan buat saya, gimana caranya meningkatkan nilai lebih pada ikan lele” papar salah seorang mahasiswa.
Proses pembuatan abon lele tak sulit, sama seperti membuat abon pada umumnya. Tetapi yang membuat spesial adalah kandungan bumbu di dalamnya.
“Abon lele ini sangat cocok dinikmati pada saat malam atau siang hari. Saya percaya suatu hari nanti abon Boni Basari bisa menjadi sahabat baru bagi nasi” imbuh Ati sambil tersenyum. Abon buatan Ati dikemas dalam ukuran 100 gram. Dijual Rp 15.000 /bungkus.
Meski baru menjalankan usaha ini 4 bulan, keuntungan Ati lumayan. Dengan modal awal Rp 2 juta, untungnya Rp 2,5 juta/ bulan. Padahal out let yang menampung produk ini baru 4 kios yang di sekitar rumahnya.
Oleh karena itu Ati terus membuka kesempatan kerja sama kepada para toko dan kios yang ingin menjual produknya. (Teguh Jiwabrata / idebisnis.biz)