Intisari-Online.com - Pengamat properti dari Indonesia Properti Watch (IPW), Ali Tranghanda, mengatakan bahwa kencangnya gelombang investasi China ke Indonesia merupakan fenomena menarik. Dia mengakui, jika benar demikian yang terjadi, bisa dipastikan bahwa sektor properti di China mulai jenuh."Mereka melihat celah baru, yaitu pasar Indonesia yang masih besar," kata Ali kepada Kompas.com, Jumat (4/4/2014) siang.Ali mengatakan, tak perlu khawatir dengan kondisi tersebut. Menurut dia, masuknya modal berarti meningkatkan lapangan kerja.
(Baca juga: Kiat Bangun Bisnis Properti)"Itu lebih baik daripada persoalan kepemilikan properti asing. Dulu saya sempat bilang, lebih baik modal asing masuk daripada diberi hak kepemilikan properti," kata Ali. Soal kenaikan harga akibat mahalnya produk properti yang dihasilkan dari investasi asing tersebut, Ali menyatakan bukan itu penyebabnya. Tingginya harga properti tidak disebabkan oleh masuknya modal asing. "Tapi memang karena regulasi pemerintah kita yang tidak jelas. Badan perumahan saja tidak ada. Banyak intrik politik, karena nantinya badan ini akan sangat powerfull sekali," kata Ali.Seperti dipaparkan Kompas.com, raksasa bisnis China, seperti Hongkong Land Holdings Limited dan China Sonangol Land sudah secara agresif menanamkan dananya di properti komersial berprofil tinggi, khususnya di distrik pusat bisnis Jakarta.Adapun China Sonangol Land diketahui mengakuisisi EX Plaza Indonesia, di kawasan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Perusahaan ini juga bermitra dengan Sampoerna Group membangun dua menara baru Sampoerna Strategic Square.Seperti dikatakan Managing Director Corporate Strategy & Services Sinar Mas Land, Ishak Chandra, Hongkong Land Holdings Ltd akan mengembangkan proyek residensial di BSD City, Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Perusahaan ini akan mengembangkan 68 hektar yang dibeli dari PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Memang, belum ada pernyataan resmi dan jelas, namun Ishak sempat menyatakan bahwa pengembangan tersebut akan menghasilkan hunian super mewah.Lebih cepat Gelombang investasi China ke Indonesia ternyata lebih cepat dari perkiraan. Janji Duta Besar China untuk Indonesia, Liu Jianchao, di Jakarta, Selasa (14/8/2012) silam, mulai terbukti.Saat itu, Jianchao mengatakan bahwa nilai investasi China memang tidak begitu besar. Namun, dalam 5 hingga 10 tahun ke depan, jumlah investasi China ke Indonesia pasti meningkat.Tak disangka, hanya berselang dua tahun, sepak terjang China lewat investasi asing langsung ke Indonesia malah mulai terasa, tak terkecuali di sektor properti. China kini menjadi investor asing langsung (foreign direct investment/FDI) ketiga terbesar dunia, persis mengekor di belakang Amerika Serikat dan Jepang. Salah satu negara yang menjadi tujuan investasi mereka adalah Indonesia.Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Januari 2014 lalu, jumlah investasi China ke Indonesia dari 2010 hingga kuartal keempat 2013 di Indonesia terus membengkak. Memang, dibandingkan dengan investor asing yang menanamkan modalnya paling besar di Indonesia pada akhir kuartal keempat 2013, investasi China masih relatif kecil. Jepang (4,7 miliar dollar AS) dan Singapura (4,7 miliar dollar AS) menempati peringkat pertama, dilanjutkan oleh AS (2,4 miliar dollar AS), dan Korea Selatan (2,2 miliar dollar AS). Jumlah FDI China ke Indonesia pada akhir kuartal keempat 2013 baru berjumlah 296,9 juta dollar AS.Jumlah FDI China ke Indonesia tampaknya menarik. Pada 2010, berdasarkan data BKPM, China menginvestasikan 173,6 juta dollar AS, diikuti senilai 128,2 juta dollar AS pada tahun berikutnya, dan pada 2010 menjadi 141,0 dollar AS. Dengan kata lain, investasi FDI China mulai 2012 hingga 2013 meningkat 110,6 persen. (Kompas)