Intisari-Online.com -Perceraian orangtua tidak hanya menjadikan anak-anak “terlantar. Lebih dari itu, ada sebuah penelitian menyebut, perceraian orangtua picu obesitas pada anak-anak. Kenapa demikian?
Studi Norwegian Institute of Public Health dan Universitas Oslo mempelajari 3.166 siswa kelas tiga untuk memastikan apakah status pernikahan orangtua mempengaruhi gaya dan nafsu makan anak-anak. Supaya hasil yang dikeluarkan lebih akurat, penelitian ini melibatkan perawat sekolah untuk mengukur berat dan tinggi badan para siswa tersebut.
Langkah selanjutnya adalah memetakan anak-anak tersebut dalam tiga kategori status pernikahan orangtuanya: menikah, bercerai, dan lajang.
Hasilnya, anak-anak dengan orangtua bercerai kelebihan berat badan sebanyak 54 persen dari berat ideal mereka. Tak hanya itu, mereka juga lebih gemuk 89 persen dibandingkan dengan teman-teman mereka dengan orangtua yang pernikahannya baik-baik saja.
Studi tersebut juga menemukan, pernikahan orangtua picu obesitas pada anak, terutama anak laki-laki. Anak-anak itu, memiliki peluang 63 persen mengalami peningkatan berat badan. Angka ini tentu saja tidak sebesar anak-anak yang ayah-ibunya adem ayem.
Hasil penelitian tersebut lantas diperkuat dengan sebuah analisis dari tim peneliti: kaitan antara status pernikahan orangtua dan berat badan anak disebabkan oleh berkurangnya penghasilan keluarga. Hasilnya, setelah berpisah, banyak ayah atau ibu yang menghidangkan makanan-makanan cepat saji kepada anak-anak mereka.
Uraian penelitian seputar perceraian orangtua picu obesitas pada anak ini pernah dipublikasikan di jurnal BMJ Open pada Juni 2014. Tentu saja dengan penjelasan yang lebih rigid dan detail. (Kompas.com)