Advertorial
Intisari-Online.com – Perut memang rawan terkena serangan berbagai penyakit, karena semua makanan dan minuman sehari-hari terkumpul dalam perut.
Kalau tidak higienis, makanan dan minuman ini bisa menyebabkan diare. Penderita mengalami buang air besar yang encer dengan frekuensi lebih dari tiga kali sehari.
Diare atau dalam istilah umumnya mencret merupakan gejala dari beberapa gangguan sistem pencernaan yang terjadi secara akut. Kita mesti memberi perhatian ekstra bila penyakit ini menimpa balita.
Sebab, kehilangan cairan dan elektrolit tubuh yang berlebihan dapat melemahkan badan dan membahayakan jiwa.
Di negara berkembang, diare adalah penyebab kematian paling umum bagi balita. Penyakit ini telah membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun.
Baca juga: Bagi Orangtua yang Belum Tahu, Anak Diare Tak Perlu Diberi Antibiotik Ya!
Penyebab diare umumnya infeksi virus, meski terkadang oleh bakteri. Bakteri Clostridium dan Staphylococcus adalah penyebab diare yang sering ditemukan di pemukiman-pemukiman padat dan kumuh.
Demikian pula bakteri E.coli atau yang agak jarang, ShigellaEntamoeba hystolytica, Salmonella sp., V. Eltor, V.cholerae, serta bakteri non-patogen yang tumbuh berlebihan.
Di samping karena ulah para kumah, diare juga bisa disebabkan oleh faktor lain.
Pertolongan pertama untuk diare adalah mengupayakan penderita mengonsumsi sejumlah air untuk menggantikan cairan yang hilang akibat diare, muntah, dan berkeringat.
Lebih baik lagi bila dicampur dengan elektrolit untuk menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi.
Larutan yang sering digunakan adalalh oralit yang merupakan campuran garam dan gula dalam perbandingan mirip dengan cairan tubuh.
Bila tidak ada oralit, dapat juga dibuatkan larutan gula-garam (dua sendok teh gula dan setengah sendok teh garam dapur dilarutkan ke dalam satu gelas air matang).
Selain pengobatan dengan pemberian cairan elektrolit sebagai tambahan atau pelengkap bisa pula diberikan beberapa alternatif ramuan dari alam.
Berikut beberapa ramuan lain yang umum digunakan masyarakat Indonesia antara lain.
Baca juga: Sedang Diare? Ini Cara Tepat Minum Oralit!
Ramuan 1
Ambil 1 jari kunyit (Curcuma domestica) dan 10 g gambir (Uncaria gambir). Tambahkan sedikit kapur sirih kemudian ditumbuk halus. Setelah halus ditambah air masak dan diperas. Air perasannya ini kurang lebih secangkir diminum 2 kali sehari.
Ramuan 2
Daun teh (Camellia sinensis) ½ gelas diseduh dengan air panas menjadi 1 gelas. Minuman larutan ini 3 kali sehari.
Ramuan 3
Daun kering kayu putih (melaleuca leucadendron) 6 – 10 g direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.
Ramuan 4
Akar pare (Momordica charantia) yang masih segar (30 g) dicuci bersih dan dipotong-potong kemudian direbus dengan 3 gelas air. Setelah tersisa 1 gelas dan dingin lalu disaring untuk diminum. Bisa pula ditambahkan sedikit gula pasir.
Ramuan 5
Beberapa umbi ganyong (Canna edulis) diparut, kemudian dibubuhi air masak yang dingin 1 gelas lalu diperas atau disaring. Air saringan ini diminum 3 – 4 kali sehari.
Baca juga: Kebiasaan Menggigit Kuku Bikin Diare dan Sakit Perut
Ramuan 6
Buat jus dari 3 buah jambu biji (Psidium guajava) yang telah dibuang bijinya ditambah 1 buah apel yang dikupas kulitnya. Tambahkan air 300 cc dan madu secukupnya. Diminum 2 – 3 kali sehari.
Ramuan 7
Daun senggani kepel (Medinella hasseltii) 3 – 4 lembar direbus dengan air sampai mendidih. Setelah dingin diminum 1 – 2 kali sehari.
Ramuan 8
Segenggam daun kemangi (Ocimum sanctum) diremas-remas, lalu diperas untuk diminum 1 – 2 kali sehari, masing-masing 1 sendok.
Ramuan 9
Daun rasamala (altingia excelsa) muda 4 – 5 lembar dimakan sebagai lalapan mentah saat makan dengan nasi 2 – 3 kali sehari.
Ramuan 10
Segenggam daun asam (Tamarindus indica) dan daun mundu (Garcinia dulcis) muda diperas kemudian ditambahkan sedikit gula batu dan garam diminum 2 – 3 sendok 2 – 3 kali sehari.
Ternyata banyak juga ya ramuan tradisional sekadar untuk mengusir diare.
(Ditulis oleh: Ir. Syamsul Hidayat. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi April 2007)
Baca juga: Tidak Perlu Antidiare Saat Anak Diare