40% Anak-anak Indonesia Tidak Sarapan?

Arnaldi Nasrum

Editor

40% Anak-anak Indonesia Tidak Sarapan?
40% Anak-anak Indonesia Tidak Sarapan?

Intisari-Online.com - Sarapan merupakan salah satu perilaku penting dalam mewujudkan gizi seimbang. Sarapan mampu membekali tubuh dengan sebagaian kebutuhan gizi harian yang diperlukan untuk belajar, berpikir, bekerja, dan melakukan aktivitas fisik.

Hardinsyah MS, Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia mengungkapkan, berdasarkan analisis data konsumsi pangan Riskesdas tahun 2010, 40% anak-anak di Indonesia tidak sarapan karena berbagai alasan. “Hal ini berpotensi mengakibatkan kekuarangan gizi termasuk vitamin dan mineral pada anak-anak,” jelasnya dalam acara peluncuran kampanye Bulan Sarapan Sempurna oleh Frisian Flag Indonesia di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, (24/2).

Kebiasaan sarapan yang teratur dan bergizi harus ditanamkan karena memberikan manfaat yakni menanamkan kedisiplinan dan membiasakan diri mengontrol asupan makanan dan minuman bergizi yang membantu menjaga kesehatan da stamina tubuh. Yang paling penting, menurut Hardinsyah, sarapan bergizi juga membantu menjaga konsentrasi anak-anak di sekolah sehingga dapat lebih baik menyerap pelajaran.

Soal sarapan yang dikaitkan dengan kebersamaan keluarga juga disampaikan Psikolog Keluarga Roslina Verauli. Menurutnya, kebersamaan keluarga adalah seumber kekuatan anggotanya. Di tengah kesibukan kota besar, pagi hari dapat dijadikan momen kebersamaan.

“Pagi hari dapat dimanfaatkan sebagai waktu untuk saling meng-update kegiatan dan menjadi salah satu aktivitas rutin yang bisa meningkatkan psychological-wellbeing setiap anggota keluarga,” ungkap Roslina. Orangtua dapat memastikan kualitas dan kuantitas sarapan yang disediakan dan dikonsumsi, sambil berbincang dengan anak-anak tentang kesehariannya.

Dalam kampanye ini, Frisian Flag Indonesia mengajak masyarakat membiasakan sarapan bergizi yang dilakukan bersama anggota keluarga. Harapannya, keluarga Indonesia dapat hidup sehat bersama anggota keluarga.