Intisari-Online.com - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memastikan bahwa pada 2015 pemerintah akan menggunakan mekanisme subsidi BBM tetap. Sebuah kebijakan yang akan membuat harga BBM naik turun karena jumlah subsidi pemerintah tidak akan berubah meski harga minyak dunia berubah.
“Tidak lagi subsidi dengan harga tetap, tapi subsidinya yang tetap,” tutur Bambang.
Yang jelas, dengan mekanisme tetap, subsidi BBM yang harus pemerintah siapkan tak akan berubah, meski harga minyak mentah dunia naik ataupun turun. Taruh kata, harga keekonomian premium saat ini Rp10.000 per liter. Dengan harga jual eceran premium Rp8.500 per liter, pemerintah menanggung subsidi sebesar Rp1.500 seliter.
Nah, saat harga keekonomian premium naik menjadi Rp11.000 per liter, pemerintah tetap hanya menanggung subsidi Rp1.500 per liter. Jadi otomatis, harga jual premium naik menjadi Rp9.500. Pemerintahan Megawati Soekarnoputri pernah menerapkan sistem yang hampir mirip. Ketika itu, pemerintah mematok harga BBM bersubsidi sebesar 50% dari harga pasar. Sehingga, dengan mekanisme subsidi BBM tetap, harga premium dan solar bisa naik atau turun setiap bulan.
Cuma, apa pun skema subsidi nanti, harga BBM bersubsidi tahun depan seharusnya lebih murah. Sebab, harga minyak mentah dunia jenis WTI anjlok ke titik AS$57,13 per barel pada perdagangan Jumat (19/12) pekan lalu. Angka itu turun drastis dari posisi tertinggi tahun ini: AS$101,18 per barel.
Dengan harga minyak di kisaran AS$50 per dollar AS dan nilai tukar Rp11.900 per dollar AS berdasarkan asumsi APBN 2015, hasil hitungan kasar KONTAN menunjukkan, harga keekonomian premium sebelum pajak hanya Rp4.402,52 per liter.
Menurut Juda Agung, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter Bank Indonesia (BI), pemerintah memang lebih baik menerapkan skema subsidi BBM tetap. Jika kebijakan ini bergulir mulai Januari 2015, maka di Februari dan seterusnya bisa terjadi deflasi. Dengan catatan, harga minyak terus turun pada Januari.
"Penurunan harga minyak ini sebuah kesempatan bagi kita untuk segera menerapkan subsidi tetap," ujar Juda.
Juniman, Kepala Ekonom BII, menilai, mekanisme subsidi BBM tetap akan menguntungkan pemerintah. Pemerintah bisa menghemat anggaran subsidi hingga ratusan triliun. (kontan.co.id)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR