Intisari-Online.com – Yang namanya batu akik utama biasanya banyak diburu orang, sekalipun harganya minta ampun. Inilah agaknya yang merangsang para pengecoh untuk memproduksi akik aspal, yang katanya asli tapi sesungguhnya palsu. Caranya dengan membuat sintesisnya atau mengimitasikannya dengan batu permata alam yang diserupakan melalui proses tertentu. Oleh karena itu, hati-hati batu akik mahal tapi aspal!
Mirah delima (rubi) imitasi biasanya dibuat dari spinel merah (rubi balas) atau garnet merah (rubelit). Sulit sekali dibedakan mana asli mana aspal, kecuali kalau dilihat di bawah spektrometer. Rubi asli nampak berpita hitam dua utas di atas warna dasar biru dan tiga pita hitam di atas merah. Rubi balas berpita hitam tiga utas di atas warna merah – pita pertama dan kedua berdekatan – tapi pada warna biru tidak terdapat pita.
Begitu pun dengan nilam (safir). Imitasi atau sintetisnya biasanya dibuat dari spinel biru, tak terkecuali spinel biru sintetis. Di bawah spektrometer, safir alam yang asli nampak berpita hitam tajam tiga utas di atas warna dasar biru. Sementara tenda ini tidak ditemukan dalam safir sintetis. Indeks bias dan BJ safir asli dan aspal pun bisa dibedakan.
Toko-toko permata di Singapura cukup banyak yang menjual zamrud (emerald) aspal. Antara lain zamrud imitasi dari mineral garnet merah yang diberi dasar kaca hijau, yang disebut doblet. Atau, mineral beril yang cuma dilapisi sedikit bagian atasnya dengan zamrud. Ada lagi soude emerald, yang terdiri atas dua keping kristal atau beril bening yang disemen dengan selipan warna hijau. Sementara emeraldindia sebenarnya adalah kuarsa retak yang diwarnai hijau. Begitu juga dengan emerald brazil, batu permata ini cuma sebuah turmalin hijau.
Lewat proses khusus, zamrud sintetis atau imitasi banyak juga yang dibuat dari mineral hidenit, dioposit, dan kornerupin. Bahkan, batu-batu permata sintetis pengganti intan pun sering dijadikan zamrud aspal, seperti rutil titanium dan fabulit (strontium titanat). Hanya soude emerald yang bisa dideteksi secara awam. Kalau batu permata tersebut dicelupkan ke dalam cairan, misalnya air, akan menampakkan garis berwarna gelap, bahkan kepingannya bisa terlepas!
Makin pekat warna biru akik tirto merto (akuamarin) makin tinggi nilainya. Makanya, banyak orang yang mencari akal menaikkan derajat kebiruannya itu lewat pemanasan. Batu permata ini tak ada sintetisnya, tapi imitasinya lumayan banyak, terutama topas dan turmalin hijau kebiruan atau biru kehijauan. Di bawah filter emerald, batu permata akuamarin asli kelihatan hijau, tapi akuamarin aspal dari topas dan turmalin nampak merah.
Batu selendrit (aleksandrit), berharga lumayan mahal, juga termasuk batu permata yang banyak disintetiskan dan diimitasikan. Umumnya dibuat dari mineral korundum sintetis yang diwarnai sehingga mirik aleksandrit asli. Cuma, yang sintetis ini secara visual kelihatan biru keunguan di bawah cahaya lampu. Sementara yang asli bisa melekat saat ditempelkan di kaca.
Waspadalah saat membeli intan. Soalnya, tak sedikit intan imitasi yang beredar di pasaran. Di antaranya yang terbuat dari yakut (sirkon) bening. Ironisnya, intan aspal ini justru lebih gemerlapan dari yang asli! Topas pun sering dijadikan intan aspal. Cara membedakannya, kalau dilihat menggunakan kaca pembesar, fasil paviliun intan aspal yang terbuat dari yakut terlihat rangkap. Sementara intan aspal asal topas tak bisa menempel di sabuk yang berlemak sebagaimana intan asli.
--
Sebagian dari tulisan Sarno Harjanto, M.Sc., di Rubrik Terawang, Intisari edisi Juli 1993, dengan judul asli Batu Akik Mineral Silika yang Dililit Mistik.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR