Intisari-Online.com -Ini adalah kisah tentang Pin dan Pan, dua bocah kembar siam yang tak mau dipisahkan satu dari yang lainnya.
Dua gadis berusia tujuh tahun ini telah belajar berjalan bersama, mamakain pakaian bersama, juga naik sepeda roda tiga bersama.
(Baca juga: Saudara Kembar yang Unik: Tak Hanya Lahir, Melahirkan pun di Hari yang Sama dan di Ruangan yang Juga Sama)
Walaupun kondisi fisiknya mengalami keterbatasan, tetapi mereka tetap bahagia, keras kepala, dan sangat spontan seperti anak-anak pada umumnya.
Kembar Pin dan Pan memiliki kepala, torso (batang tubuh) dan lengan sendiri-sendiri, tetapi mereka terhubung di bagian pinggang. Keduanya berbagi sepasang kaki dan saling mengendalikan satu sama lain.
Pin dan Pan berjalan seperti kepiting menggunakan tangan dan kaki mereka.
“Mereka suka menyanyi, makan es krim, membantu satu sama lain dalam berdandan dan tertawa cekikikan bersama,” kata Noknoi Pongchumnan, nenek si kembar.
Sedangkan untuk pergi ke jarak yang lebih jauh, kembar yang tinggal di Nakhon Sawan, sekitar 250 km utara Bangkok itu menggunakan sepeda roda tiga berwarna merah muda, termasuk saat pergi ke sekolah.
Guru mereka akan membantu mendorong kursi roda dari satu ruang kelas ke ruang lain saat sekolah. Mereka pun cukup populer di antara anak-anak lain karena keunikan mereka.
Saat awal belajar di Sekolah Khusus Nakhonsawanpunyanukul, beberapa murid lain merasa bingung dengan kondisi dua bocah itu. Pasalnya, murid-murid di sana belum mengerti soal kembar siam.
Namun setelah menghabiskan waktu untuk belajar bersama, ternyata Pin dan Pan sama saja seperti anak lain. “Di dalam kelas mereka bertanya, mengapa dua orang memiliki satu tubuh. Mereka ingin melihat lebih dekat. Sekarang mereka semua bermain bersama,” kata Prateep Suthat, guru bocah kembar tersebut.
Guru dan kakek-nenek si kembar itu berharap agar mereka terampil untuk hidup mandiri di masa depan. Sang nenek menginginkan agar mereka dapat pergi ke universitas dan menjadi dokter, yang dapat membantu menyembuhkan penyakit orang lain.
Saat pertama kali melihat mereka, Noknoi merasa sangat terpukul karena tak berharap cucu perempuannya kembar siam. Beberapa bulan pertama, ia merasa kasihan dan sering menangis melihat kondisi itu. (Tribunnews.com)