Advertorial
Intisari-Online.com- Fenomena yang dikenal dengan Dancing Plague ini terjadi pada 1518 di Strasbourg, Prancis.
Semua bermula saat seorang wanita tiba-tiba mulai menari dan diikuti oleh sejumlah orang lainnya yang ikut bergabung.
Dalam sebulan tanpa henti, kerumunan yang menari itu mencapai jumlah 400 orang.
Akibatnya banyak yang meninggal karena murni kelelahan.
Butuh waktu lama memang untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Ditulis dalam digitaljournal.com, wanita bernama Frau Troffea melangkah ke jalan sempit di Strasbourg, Prancis.
Dia kemudian mulai berjoget dan menari dan terus berlangsung antara empat hingga enam hari.
Pada akhir minggu, 34 orang lainnya telah bergabung dengannya, dan dalam sebulan, kerumunan orang yang menari berjingkrak-jingkrak membengkak mencapai 400.
Baca Juga:Siap Hidup Mewah, Pemilik 5 Zodiak Ini Diprediksi akan Mendulang Banyak Uang di Bulan Mei!
Pada akhirnya dalam jumlah yang besar mereka tewas karena terkena serangan jantung, stroke dan kelelahan karena menari tanpa henti.
Sejarawan John Waller telah menghabiskan waktunya mempelajari penyakit itu secara panjang lebar dan telah memecahkan misteri.
"Peristiwa itu memang nyata adanya tidak dapat dibantah," katanya.
Hal itu karena catatan dan bukti sejarah memang membuktikan adanyaTermasuk catatan dokter, khotbah katedral, kronik lokal dan regional, serta catatan yang dikeluarkan oleh dewan kota Strasbourg itu sendiri.
Baca Juga:Misteri Gadis Danau yang Jenazahnya Menjadi 'Patung Lilin' Meski Sudah Tenggelam Selama 3 Tahun
Pengobatan telah diusahakan oleh para bangsawan dengan mencari nasihat dari dokter setempat.
Namun pihak berwenang justru mengambil keputusan untuk mengupayakan supaya mereka tetap menari.
Mereka bahkan membangun panggung kayu sebagai arenanya.
Hal ini dilakukan karena kepercayaan bahwa para penari akan dapat pulih jika mereka menari terus menerus siang dan malam.
Baca Juga:Mengapa Sebagian Orang Dapat Merasakan Keberadaan Hantu sementara yang Lain Tidak?
Untuk meningkatkan keefektifan penyembuhan, pihak berwenang bahkan membayar musisi bagi mereka yang sakit.
Wabah menari yang tak jelas ini mencapai titik terang penjelasan setelah berabad-abad kemudian.
Yakni disebabkan oleh gejala psikosis massal yang dipicu stres.
Daerah itu memang sedang dilanda kelaparan dan sedang mengalami krisis.
Baca Juga:Brutal! 4 Keluarga Ini Lakukan Praktik Penyiksaan dan Pembunuhan Mengerikan
Tak hanya itu bahkan kota dipenuhi dengan penyakit, termasuk cacar dan sifilis.
Waller percaya bahwa stres tidak dapat ditoleransi, dan karenanya penyakit kejiwaan massal dihasilkan.
Teori Waller ini menarik dan jauh lebih masuk akal diabnding teori lain.
Yakni bahwa wabah itu disebabkan oleh konsumsi jamur ergot yang memiliki efek layaknya narkotika.
Baca Juga:Pria Ini Bocorkan 10 Alasan Kenapa Banyak Pria Bule Suka Wanita Indonesia