Benarkah Raja Pertama Kerajaan Demak adalah Raden Patah? Begini Sumber-sumber Sejarah Menjelaskan

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Raja pertama Kerajaan Demak adalah Raden Patah, begitu yang banyak orang tahu terkait kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa itu. Tapi benarkah? (Wikipedia)
Raja pertama Kerajaan Demak adalah Raden Patah, begitu yang banyak orang tahu terkait kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa itu. Tapi benarkah? (Wikipedia)

Benarkah raja pertama Kerajaan Demak adalah Raden Patah? Bagaimana sumber-sumber sejarah populer menjelaskannya?

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Kerajaan Demak sampai detik ini masih dinobatkan sebagai kerajaan Islam pertama yang berdiri di Pulau Jawa. Meski begitu, ada pertanyaan: benarkah raja pertama Kerajaan Demak adalah Raden Patah?

Versi populer

Menurut versi yang paling populer, Raden Patah adalah raja pertama Kerajaan Demak. Mengutip Kompas.com, dia bergelar Sultan Alam Akbar Al Patah, berkuasa sejak 1478 hingga 1518.

Menurut versi populer ini, saat kecil Raden Patah lebih dikenal sebagai Pangeran Jimbun. Dia disebut sebagai putra dari Brawijaya V, raja terakhir Majapahit, dan seorang putri asal China bernama Siu Bun Ci.Raden Patah lahir di Palembang pada tahun 1455.

Cerita bermula ketika Kaisar Yan Lu dari Dinasti Ming mengirimkan seorang putri bernama Siun Bun Ci kepada Brawijaya V dari Majapahit sebagai tanda persahabatan.Brawijaya V kemudian jatuh hati kepada perempuan itu.

Sayangnya, kedatangan Siu Bun Ci ke Majapahit membuat Ratu Dhawarawati, sang permaisuri tidak senang. Alhasil, Brawijaya V terpaksa harus mengeluarkan Siu Bun Ci dari istana dalam kondisi tengah mengandung.

Siu Bun Ci lalu dikirim ke adipati Palembang, Arya Damar. Setelah melahirkan Raden Patah, Siu Bun Ci justru menikah dengan Arya Damar dan memiliki seorang anak bernama Raden Kusen, adik tiri Raden Patah.

Semasa kecil, Raden Patah mendapat kesempatan untuk mengenyam pendidikan secara layak karena bergelar bangsawan. Dia menghabiskan 20 tahun hidupnya di istana Adipati Palembang sebelum akhirnya memutuskan kembali ke Majapahit bersama sang adik, Raden Kusen.

Raden Patah kemudian belajar di Ampel Denta, pusat pendidikan Islam yang terkemuka di Pulau Jawa saat itu.

Setelah itu,Raden Patah dipercaya menjadi ulama dan membentuk pemukiman di Bintara dengan didampingi oleh Sultan Palembang. Selama berada di Bintara, Raden Patah mendirikan pondok pesantren dan menyampaikan dakwah agama Islam kepada masyarakat di sana.

Seiring berjalannya waktu, daerah tersebut kemudian semakin ramai dan dipenuhi dengan aktivitas perniagaan. Raden Patah kemudian mengganti nama pondok pesantren yang dia bangun dari Glagahwangi menjadi Demak atau Kerajaan Demak.

Lokasi Demak yang berada dipesisir utara Jawa membuatnya sangat strategis, karena masuk dalam jalur lalu lintas perdagangan rempah-rempah antara wilayah Indonesia Timur dengan Selat Malaka. Para raja Demak kemudian memanfaatkan keuntungan lokasi tersebut untuk mengembangkan potensi kemaritimannya.

Sejak saat itulah, Kerajaan Demak terus berkembang dan menjadi pusat perdagangan. Tidak hanya itu, Raden Patah yang juga dibantu oleh peranan Wali Songo dalam mendirikan Kerajaan Demak berhasil membawa kerajaan tersebut tumbuh menjadi pusat penyebaran Islam.

Bahkan, Kerajaan Demak menjadi kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Raden Patah yang merupakan pendiri kerajaan pun menjadi raja pertama Kerajaan Demak yang berkuasa sejak 1478 hingga 1518.

Di bawah pemerintahan Raden Patah, Kerajaan Demak berhasil mencapai kejayaannya. Kerajaan Demak mengalami perkembangan dalam berbagai bidang, seperti perluasan wilayah dan pengembangan Islam.

Dalam bidang dakwah Islam, Raden Patah mendirikan masjid yang sekarang terkenal dengan nama Masjid Agung Demak. Dulunya, Masjid Agung Demak dijadikan sebagai pusat kegiatan kerajaan Islam pertama di Jawa.

Selain itu, bangunan ini juga dijadikan markas para wali dan digelar pula sejenis pengajian akbar. Sementara itu, dalam bidang politik, Raden Patah berhasil membuat Kerajaan Demak memperluas wilayah kekuasaannya dan memperkuat ketahanannya.

Kejayaan tersebut dapat dilihat dari keberhasilan Raden Patah menaklukkan Girindra Wardhana yang merebut takhta Kerajaan Majapahit pada 1478, hingga dapat mengambil alih kekuasaan Majapahit.

Raden Patah tutup usia pada 1518. Kedudukannya kemudian diteruskan oleh sang putra, Pati Unus, yang terkenal sebagai panglima yang gagah berani dan pernah memimpin perlawanan terhadap Portugis di Malaka. Pati Unus memimpin Kerajaan Demak sejak 1518 hingga 1521.

Bagaimana dengan sumber-sumber sejarah lainnya?

Tome Pires dalam Suma Oriental-nya, juga sumber-sumber sejarah Jawa Barat, sebagaimana disebut dalam Kerajaan Islam Pertama di Jawa: Tinjauan Sejarah Politik Abad XV dan XVI, menyebut bahwa dinasti Demak dimulai dengan tiga orang raja.

Tiap-tiap sumber tentu saja mengajukan nama versi masing-masing, dan tentu saja itu berbeda satu dengan yang lain. Simak uraian berikut:

Tome Pires menyebutkan:

1. Moyang, yang tidak disebut namanya, berasal dari Gresik

2. Pate Rodin Sr.

3. Pate Rodin Jr.

Sadjarah Banten, buku sejarah Banten terbesar, menyebutkan:

1. Patih raja Cina yang tidak disebutkan namanya

2. a. Cuh-Ceh, meninggalam dalam usia muda

b. Cu-Cu, juga disebut Arya Sumangsang dan Prabu Anom

3. Ki Mas Palembang

Menurut Hikayat Hasanuddin, buku sejarah Banten yang lebih kecil, tapi sama-sama penting:

1. Cek Ko-Po dari Munggul

2. a. Pangeran Wirata, meninggal muda

b. Pangeran Palembang tua, meninggal muda

c. Cek Ban-Cun

d. Pangeran Palembang Anom, juga disebut Molana Arya Sumangsang

3. Molana Tranggana, putra dari 2-d

Sementara menurut seorang pelancong Belanda bernama Cornelis de Bruin:

1. Co-Po dari "Moechoel"

2. Arya Sumangsang

3. Arya Tranggana

Sementara menurut legenda Mataram sendiri--yang banyak dirujuk oleh sejarawan:

1. Raden Patah

2. Pangeran Sabrang Lor

3. Pangeran Tranggana

Nah, siapa sebenarnya raja pertama Kerajaan Demak?

Tak hanya menyebutnya sebagai raja pertama Kerajaan Demak, sumber Mataram juga menyebut Raden Patah adalah putra raja Majapahit yang terakhir yang dalam legenda bernama Brawijaya. Ibunya konon adalah seorang perempuan berdarah Cina.

Raden Patah sendiri, dalam catatan Tome Pires disebut sebagai Pate Roden Sr., dan bukannya sebagai raja pertama Demak, dia adalah raja kedua. Raja pertamanya, seperti disebut di awal, seorang moyang dari Gresik yang tak disebutkan namanya.

Kira-kira begini garis besar yang ditulis De Graaf dan Pigeaud sebagaimana mengutip keterangan Tome Pires:

"Kakek raja Demak yang memerintah pada 1513 adalah seorang 'budak belian' dari Gresik, alias kawula atau abdi. Orang dari Gresik ini konon telah mengabdi kepada penguasa di Demak, yang ketika itu masih vasal Majapahit, yang mengangkatnya sebagai capitan dan kemudian menugasinya memimpin ekspedisi melawan Cirebon. Menang, capitan dihadiahi gelar pate oleh tuannya (pate yang dimaksud di sini adalah patih)."

Sementara menurut Sadjarah Banten, pembahasan tentang raja-raja pertama Demak terdapat dalam cerita Aria Damar dari Palembang. Diceritakan, di Cina, muncul seorang bernama Syekh Jumadilakbar yang mengislamkan raja.

Ternyata usaha itu gagal dan Jumadilakbar kemudian memutuskan berangkat ke Jawa dengan menumpang kapal milik seseorang dari Gresik. Tapi setelah dia berangkat, rupanya raja Cina tadi percaya akan keunggulan Islam.

"Raja Cina itu mengutus patihnya untuk mencari dan mengajak kembali sang syekh ke Cina. Sang patih mencarinya hingga Siam, Kamboja, Sanggora, dan Atani, hingga akhirnya sampai juga di Gresik," tulis De Graaf dan Pigeaud mengutip Sadjarah Banten.

Tapi ternyata syekh itu sudah menghilang. Di Gresik, konon patih Cina tadi bersama kedua putranya, Cun-Ceh dan Cu-Cu, masuk Islam. Patih itu dan seorang putranya, Cun-Ceh, lalu meninggal di Gresik. Sementara Cu-Cu mendapatkan status tertinggi.

Singkat cerita, Cu-Cu kemudian mendapat tugas dari Majapahit untuk memperingatkan penguasa Palembang, Ki Dilah, yang disebut mengabaikan kewajibannya untuk menghadap ke Majapahit. Dan dia berhasil.

Sebagai imbalan, Cu-Cu diberi gelar Aria Sumangsang oleh raja Majapahit. Dia juga dihadiahi seorang putri Majapahit untuk diperistri.

Ki Dilah kemudian membangkang lagi, Cu-Cu sekali lagi diutus untuk menghadapinya dan berhasil lagi. Sebagai hadiah atas keberhasilan keduanya ini, Cu-Cu dapat gelar baru yaitu Prabu Anom. Anaknya juga diberi gelar Ki Mas Palembang.

Nah, menurut Sadjarah, Prabu Anom inilah yang berusaha mengislamkan raja Majapahit. Tapi raja yang sudah tua itu menolak.

Begitulah, terkait benarkah raja pertama Kerajaan Demak adalah Raden Patah, beberapa sumber sejarah punya versinya sendiri-sendiri. Dari semua itu, versi yang paling banyak dipakai adalah versi sumber Mataram Islam, yang menyebut bahwa raja pertama Kerajaan Demak adalah Raden Patah.

Artikel Terkait