Jalur Nagreg menjadi salah satu jalur yang selalu jadi sorotan saat musim mudik Lebaran tiba. Sejarah jalur Nagreg dimulai pada 1808.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Ada beberapa jalur legendaris yang kerap disorot saat musim mudik Lebaran tiba. Satu di antaranya adalah Jalur Nagreg yang ada di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Bagaima sejarah jalur Nagreg, jalur yang selalu jadi sorotan saat musim mudik datang?
Menurut beberapa sumber sejarah, ruas jalan ini pertama kali dibangun pada 1808. Saat itu, jalan ini masihsempit dan kerap dilewati oleh para penunggang kuda asal Garut yang akan menuju Bandung. Begitu juga sebaliknya.
Jalan ini dibangun oleh Pemerintah Belanda yang dipimpin Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Ketika itu Deandels membangunnya untuk mendukung distribusi di wilayah pemerintahannya.
Selain itu, Deandels juga membangun jalan ini untuk pertahanan, mobilitas militer, barang dan jasa ke kota-kota Priangan Timur. Tidak seperti sekarang yang sudah diaspal, simpang Nagreg kala itu masih berupa tanah dan berpasir.
Meskipun demikian,pemandangan di sekitar jalan ini masih sangat asri. Karena itulah orang-orang Belanda begitu menyukainya.
Mereka biasa menggunakan Simpang Nagreg sebagai akses menuju perkebunan teh yang menjadi tempat wisata para bangsawan Belanda. Menariknya, jalur ini dibangun dengan dua simpangan lajur yang ikonik karena memiliki pohon besar di bagian tengah.
Sejak dulu jalur ini dibuat dengan bagian kanan mengarah ke Garut kota, dan bagian kiri ke Tasikmalaya dan sekitarnya. Kini, jalur ini masih menjadi andalan para pemudik untuk pulang menuju kampung halaman mereka.
Ruas jalan Simpang Nagreg juga sudah diperlebar dan diaspal. Berdasarkan pantauan tim Kompas Travel, jalur ini didominasi tanjakan, turunan dan lintasan yang berkelok-kelok.
Meski indah, para pengemudi baik roda dua, roda empat atau lebih diimbau untuk tetap waspada. Yang menarik, pohon di tengah Simpang Nagreg, masih berdiri kokoh, seakan menjadi saksi bagaimana jalur ini menyimpan cerita dan sejarah penggunanya.
Jalur kuda
Mengutip Kompas.com, Jalur Nagreg dibangun pada 1808. Dulunya, jalur ini masih sempat dan seringdilewati oleh para penunggang kuda asal Garut yang akan menuju Bandung, dan sebaliknya.
Jalan ini dibangun oleh Pemerintah Belanda yang dipimpin Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Saat itu, Deandels membangunnya untuk mendukung distribusi di wilayah pemerintahannya. Tak hanya itu, Deandels juga membangun jalan ini untuk pertahanan, mobilitas militer, barang dan jasa ke kota-kota Priangan Timur.
Tidak seperti sekarang yang sudah diaspal, simpang Nagreg kala itu masih berupa tanah dan berpasir. Namun pemandangan di sekitar jalan ini masih sangat asri.
Itulah mengapa, warga Belanda sangat menyukai jalur ini. Mereka biasa menggunakan Simpang Nagreg sebagai akses menuju perkebunan teh yang menjadi tempat wisata para bangsawan Belanda.
Menariknya, jalur ini dibangun dengan dua simpangan lajur yang ikonik karena memiliki pohon besar di bagian tengah. Sejak dulu jalur ini dibuat dengan bagian kanan mengarah ke Garut kota, dan bagian kiri ke Tasikmalaya dan sekitarnya. Simpang Nagreg masa kini Kini, jalur ini masih menjadi andalan para pemudik untuk pulang menuju kampung halaman mereka.
Ruas jalan Simpang Nagreg juga sudah diperlebar dan diaspal. Berdasarkan pantauan tim Kompas Travel, jalur ini didominasi tanjakan, turunan dan lintasan yang berkelok-kelok. Meski indah, para pengemudi baik roda dua, roda empat atau lebih diimbau untuk tetap waspada.
Yang menarik, pohon di tengah Simpang Nagreg, masih berdiri kokoh, seakan menjadi saksi bagaimana jalur ini menyimpan cerita dan sejarah penggunanya. Untuk kamu yang ingin mengabadikan jalur ini, diharap tetap menjaga keselamatan, ya!
Mitos jalur Nagreg
Laiknya jalur-jalu legendaris lainnya, Jalur Nagreg juga menyimpan mitos yang masih dipercaya sebagian orang hingga sekarang.
Jalur Nagreg merupakan penghubung antara Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Tasikmalaya maupun Garut. Bagi warga sekitar dan beberapa orang, Jalan Raya Nagreg memang terkenal dengan jalannya yang banyak turunan curam dan tanjakan terjal. T
ak sedikit kendaran yang mengalami kecelakaan di ruas jalan ini, seperti sepeda motor, mobil minibus, bahkan truk.
Ada beberapa mitos yang berkembang di jalur Nagreg, berikut mitos yang telah dirangkum berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas.
1. Orang misterius yang menabur garam
Dimuali dari Jl Cagak, Nagreg, yang merupakan salah satu titik rawan di jalur tersebut. Beberapa kecelakaan terjadi hingga menyebabkan korban jiwa. Beberapa tahun yang lalu, para penduduk sekitar sering melihat hal yang ganjil. Sehari sebelum terjadi kecelakaan maut, warga sekitar biasanya melihat orang tak dikenal menaburkan sesuatu seperti garam.
Orang tersebut biasanya menaburkannya di pinggir jaln tempat terjadinya kecelakaan maut.
2. Lempar rokok 'Karuhun' sebelum lewat turunan Nagreg Menurut penduduk sekitar, hal ini merupakan kepercayan sejak lama di daerah tersebut. Bila pengemudi melempar rokok jenis tertentu, misalnya rokok Gudang Garam Merah, ke jalan sebelum melewati turunan Nagreg, maka mereka akan selamat melewati jalan tersebut. Namun, semakin lama kepercayaan ini hilang seiring dengan berjalannya waktu.
3. Sosok nenek-nenek di turunan Nagreg Masyarakat sekitar percaya bahwa nenek tersebut bisa jadi salah satu pertanda kalau ada yang kecelakaan. "Cerita sopir-sopir yang rem blong itu sama, ada nenek-nenek mengayunkan tangan di pinggir jalan sebelum turunan Pos Tangan," ujar Yudi Rustandi (49), warga Nagreg.
Kata Yudi, biasanya nenek tersebut memperlihatkan dirinya pada sopir yang kendaraannya mengalami rem blong.
4. Bayangan tiba-tiba melintas di tengah jalan
Lokasi ini juga tak jauh dari turunan Nagreg. Menurut Yudi, bayangan sering kali melintas tiba-tiba seperti orang yang sedang menyeberang. Kalau pengemudi tidak fokus dan kurang konsentrasi biasanya akan kehilangan fokus dan kaget sehingga dapat membahayakan dirinya serta penumpang.
Jadi, terlepas dari hal tersebut, sebaiknya kita lebih meningkatkan konsentrasi saat menyetir, sering mengecek kendaraan yang akan digunakan. Jika lelah, disarankan untuk beristirahat terlebih dahulu setelah dua jam berkendara.