Bentuk Perjuangan Jong Java dalam Sejarah Kebangkitan Nasional Indonesia

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Artikel ini akan membahas tentang bentuk perjuangan Jong Java dalam sejarah Kebangkitan Nasional Indonesia. Termasuk tujuan Jong Java didirikan (Wikipedia Commons)
Artikel ini akan membahas tentang bentuk perjuangan Jong Java dalam sejarah Kebangkitan Nasional Indonesia. Termasuk tujuan Jong Java didirikan (Wikipedia Commons)

Artikel ini akan membahas tentang bentuk perjuangan Jong Java dalam sejarah Kebangkitan Nasional Indonesia. Termasuk tujuan Jong Java didirikan.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Kita tidak bisa menafikan peran Jong Java dalam sejarah kebangkitan Nasional Indonesia. Bisa dibilang organisasi ini adalah salah satu embrio gerakan pemuda di Indonesia awal abad ke-20.

Artikel ini akan membahas tentang bentuk perjuangan Jong Java dalam sejarah Kebangkitan Nasional Indonesia. Termasuk tujuan Jong Java didirikan.

Baca Juga: Bentuk Perjuangan Jong Islamieten Bond dalam Sejarah Indonesia

Jong Java adalahorganisasi pemuda yang didirikan oleh Satiman Wirjosandjojo di Gedung STOVIA pada 7 Maret 1915. Sebelumnya organisasi ini bernama Tri Koro Dharmo (Tiga Tujuan Mulia). Ketika pertama berdiri Jong Java diketuai olehSatiman, sementara Wongsonegoro sebagai wakilnya.

Tujuan Jong Java

Tujuan Jong Java berdiri adalah sebagaitempat latihan untuk para calon pemuda nasional. Sebagian besar yang menjadi anggota organisasi ketika masih bernama Tri Koro Dharmo adalah para siswa sekolah menengah yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Lalu, para murid yang berasal dari Sunda dan Madura merasa bahwa perkumpulan ini terlalu sempit cakupan wilayahnya. Sehingga pada Kongres I di Solo, 12 Juni 1918, nama Tri Koro Dharmo diubah menjadi Jong Java.

Yang dimaksud dari Jong Java yaitu suatu perkumpulan yang mendapat pengikut lebih luas lagi, termasuk Sunda, Madura, dan Bali (daerah-daerah berdasarkan kebudayaan Jawa).

Sejak saat itu, jumlah murid-murid Jawa menjadi anggota terbanyak. Sehingga pada Kongres II di Yogyakarta tahun 1919 acara ini tetap bersifat Jawa.

Dalam Kongres II di Yogyakarta membahas tentang:

- Milisi untuk bangsa Indonesia.

- Mengubah bahasa Jawa menjadi lebih demokratis.

- Perguruan Tinggi

- Kedudukan wanita Sunda

- Sejarah tanah Sunda

- Arti pendirian nasional Jawa dalam pergerakan rakyat.

Pertengahan 1920, diadakan Kongres III di Solo dan pada pertengahan tahun 1921 digelar Kongres IV di Bandung. Kedua kongres ini bermaksud untuk membangun cita-cita Jawa Raya dan mengembangkan rasa kesatuan antara suku-suku bangsa di Indonesia.

Pada 1922, terjadi Kongres V di Solo yang ditegaskan bahwa dalam acara ini tidak akan ada campur tangan aksi politik di dalamnya. Namun yang terjadi justru sebaliknya, perkumpulan ini mendapat pengaruh politik yang datang dari Sarekat Islam (SI) dipimpin oleh Agus Salim.

Dalam kongres tahun 1924, pengaruh SI terasa semakin kuat sehingga mengakibatkan beberapa tokoh yang berpegang teguh pada asas agama memutuskan untuk keluar. Para tokoh yang keluar ini kemudian membentuk Jong Islamieten Bond (JIB), organisasi perhimpunan pemuda dan pelajar Islam Hindia Belanda.

Pada tahun 1925, wawasan dari Jong Java semakin meluas, di mana mereka menyerap gagasan persatuan Indonesia untuk mencapai Indonesia merdeka. Tiga tahun berselang, 1928, organisasi ini bergabung dengan organisasi kepemudaan lainnya dan diketuai oleh R. Koentjoro Poerbopranoto, salah satu anggota Jong Java.

Organisasi ini disebut Indonesia Moeda, organisasi pemuda yang merupakan gabungan dari Jong Java, Pemuda Indonesia, dan Jong Sumatera.

Bergabungnya Jong Java dalam Indonesia Moeda menjadi tanda bubarnya organisasi ini pada 27 Desember 1929.

R Koentjoro Poerbopranoto Koentjoro Poerbopranoto merupakan salah satu tokoh Pergerakan Nasional Indonesia yang memang tidak sering disebutkan. Tapi bukan berarti tokoh ini tidak memiliki peranan yang penting.

Koentjoro justru sudah aktif dalam dunia pergerakan sejak usianya masih muda. Dalam organisasi Jong Java, dia menjadi ketua pimpinan pusat antara tahun 1927 sampai 1929, bertepatan dengan Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda. Dia juga sempat menjadi anggota dari organisasi Budi Utomo.

Bentuk perjuangan Jong Java

Sejak dibentuk pada 1915, Jong Java telah menyelenggarakan kongres sebanyak lima kali. Pada kongres kedua tahun 1919 di Yogyakarta, Jong Java membahas tentang beberapa hal, sebagaimana sudah disebut di atas.

Pada pertengahan tahun 1920, Jong Java menyelenggarakan kongres ketiga di Solo. Kemudian, kongres keempat digelar pada 1921 di Bandung, Jawa Barat.

Tujuan dari kongres ketiga dan keempat adalah membangun cita-cita Jawa Raya dan mengembangkan rasa persatuan antarsuku bangsa di Indonesia. Kemudian dalam kongres kelima yang diadakan di Solo, Jawa Tengah pada 1922, Jong Java menegaskan bahwa organisasi ini tidak akan bergerak dalam bidang politik.

Semua anggota Jong Java juga dilarang untuk masuk partai politik. Kegiatan yang dilakukan oleh Jong Java adalah seputar kegiatan sosial, budaya, pemberantasan buta huruf, seni, dan sejenisnya.

Dengan demikian, bentuk perjuangan Jong Java adalah melalui diplomasi, kesenian, dan pendidikan. Walaupun tidak bergerak di bidang politik, Jong Java tetap memastikan anggotanya sanggup berkontribusi dalam perjuangan nasionalisme Indonesia.

Itulah artikel tentangbentuk perjuangan Jong Java dalam sejarah Kebangkitan Nasional Indonesia. Termasuk tujuan Jong Java didirikan. Semoga bermanfaat.

Baca Juga: Sumpah Pemuda yang Tak Muncul dari Ruang Hampa, Hulunya Mei 1908

Artikel Terkait