Artikel ini akan membahas tentang bentuk perjuangan Jong Islamieten Bond juga apa tujuannnya. Semoga bermanfaat.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Ada begitu banyak gerakan pemuda yang punya sumbangsih besar terhadap sejarah kebangkitan nasional di Indonesia. Salah satunya adalah Jong Islamieten Bond.
Artikel ini akan membahas tentang bentuk perjuangan Jong Islamieten Bond juga apa tujuannnya.
Baca Juga: Sejarah Jong Islamieten Bond, Organisasi Pemuda Islam Pertama yang Berperan dalam Sumpah Pemuda
Jong Islamieten Bond (JIB) alias Perhimpunan Pemuda Islam merupakan perhimpunan pemuda dan pelajar Islam Hindia Belanda yang berdiri pada 1 Januari 1925 di Batavia. Pendirinya adalah Sjamsuridjal.
Sjamsuridjal sejatinya adalah ketua dari Jong Java. Dia menyampaikan pendapat kepada organisasinya itu untuk membuka kursus agama Islam bagi para anggota Muslim.
Dia tidakkeberatan juga membuka kursus bagi pemeluk agama lain. Hal tersebut diutarakan karena dia banyak melihat guru kolonial di sekolah suka melontarkan kata-kata sinis terhadap agama Islam dan ajarannya.
Tak hanya itu, menurutSyamsuridjal, belajar agama Islam juga merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi kaum muda terpelajar. Tapi usulnya itu ditolak, dia dituduh ingin menyelewengkan Jong Java dan akan bermain politik di dalamnya.
Setelah usulannya ditolak, dia mendatangi Ahmad Dahlan, HOS Cokroaminoto, dan Agus Salim untuk meminta nasehat dari mereka. Ketiga tokoh ini kemudian menyetujui usulan dari Syamsuridjal.
Akhirnya, sejumlah pemuda Islam, kurang lebih 200 orang, berusia antara 14 sampai 35 tahun bersepakat untuk membentuk Ikatan Pemuda Islam atau yang dikenal Jong Islamieten Bond.
Tujuan Jong Islamieten Bond
Tujuan Jong Islamieten Bond ada dua:
1. Mempelajari agama Islam dan menganjurkan agar ajaran-ajarannya diamalkan.
2. Menumbuhkan simpati terhadap Islam dan pengikutnya, di samping toleransi yang positif terhadap orang-orang yang berlainan agamanya.
Kedua tujuan tersebut direalisasikan melalui beberapa kegiatan, seperti:
- Penerbitan
JIB telah mengeluarkan majalah yang juga diedarkan secara umum pada Maret 1925 bernama An-Nur atau Het Licht.
- Kursus dan ceramah
JIB juga mengadakan kursus serta ceramah-ceramah tentang agama Islam yang dilakukan oleh tokoh sentral seperti H. Agus Salim.
- Kepanduan dan kewanitaan
Dalam hal ini, JIB membentuk Jong Islamieten Bond Dames Afdeling (JIBDA) yang berarti kegiatan-kegiatan dalam bidang kewanitaan. Organisasi ini ikut aktif memperjuangkan masalah-masalah kewanitaan dalam forum nasional.
Ada beberapa tokoh JIB yang berpengaruh:
-Syamsuridjal
Syamsuridjal adalah politisi berkebangsaan Indonesia. Pernah menjabat sebagai Wali Kota Jakarta pada periode 1951-1953, Wali Kota Surakarta periode 1946-1949, dan Wali Kota Bandung periode 1945-1946.
- Agus Salim
Agus SAlim adalah pejuang kemerdekaan Indonesia yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada 27 Desember 1961. Juga pernah menjadi pemimpin salah satu organisasi Islam besar di Indonesia, yaitu Sarekat Islam.
- Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan merupakan pendiri Muhammadiyah dan seorang ulama terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta.
- HOS Cokroaminoto
HOS Cokroaminoto merupakan salah satu pemimpin organisasi Islam pertama di Indonesia, Sarekat Islam. Beberapa tokoh lain dalam JIB sendiri, yaitu merupakan anggota dari Jong Sumatranen Bond, Jong Java, dan organisasi pemuda lainnya.
Bentuk perjuangan Jong Islamieten Bond
Sebagaimana disebut di awal, JIB memiliki tujuan mulia, yaitu mempelajari agama Islam dan menganjurkan agar ajaran-ajarannya dapat diamalkan. Lantas, bagaimana bentuk perjuangan Jong Islamieten Bond?
- Bentuk perjuangan Jong Islamieten Bond adalah memperjuangkan hak umat Islam untuk belajar dengan cara memberikan kursus tentang keislaman sebagai agenda tahunan. Ada tiga bentuk perjuangan yang dilakukan JIB--sebagaimana sudah disinggung di awal:
1. Penerbitan majalah
JIB menerbitkan sebuah majalah yang kemudian diedarkan secara umum pada bulan Maret 1925 bernama An-Nur atau Het Licht.
2. Mengadakan kursus dan ceramah
Selain itu, JIB juga mengadakan kursus dan ceramah-ceramah tentang agama Islam yang dilakukan oleh tokoh sentral JIB, yaitu H. Agus Salim. Alasan JIB mendirikan kursus untuk umat Islam adalah karena Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia.
Menurut para tokoh JIB, setiap anggota organisasi ini dianjurkan untuk mempelajari lebih dalam tentang agama Islam.
3. Mengadakan kegiatan kepanduan dan kewanitaan
JIB juga membentuk Jong Islamieten Bond Dames Afdeling (JIBDA) yang berarti kegiatan-kegiatan dalam bidang kewanitaan. Organisasi ini ikut aktif memperjuangkan masalah-masalah kewanitaan dalam forum nasional.
Pada dasarnya, gerakan JIB ini berlandaskan pada Islam dan nasionalisme Indonesia. Kemudian JIB berkembang menjadi wadah untuk mendidik para pemuda Muslim untuk menjadi kader dengan landasan Islam yang kuat.
Secara khusus, peran JIB dalam Pergerakan Nasional Indonesia dari tahun 1925 hingga 1942 adalah: sebagai gerakan pelopor nasionalisme awal di Indonesia, mendirikan Nationale Indonesische Padvinderij (NATIPIJ), serta meningkatkan derajat pendidikan Bumiputera.
Itulah artikel tentang bentuk perjuangan Jong Islamieten Bond juga apa tujuannnya. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: Sumpah Pemuda yang Tak Muncul dari Ruang Hampa, Hulunya Mei 1908