Menemukan burung unta. Itulah salah satu prestasi lain Charles Darwin yang belum banyak dikenal orang. Nama Latin spesies itu diambil dari nama pria yang lahir 200 tahun yang lalu itu: Rhea darwinii.
Artikel ini pertama tayang di Majalah Intisari edisi Februari 1994 dengan judul "Selain Teori Evolusi, Darwin Menemukan Burung Unta"
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Ungkapan ini sering terbukti tak cuma dalam hal diturunkannya dari fisik atau karakter, tapi bisa juga menyangkut profesi pekerjaan.
Adalah Erasmus Darwin, yang dikenal bukan hanya sebagai dokter tapi juga ilmuwan. Selain beberapa mesin temuannya, Erasmus pun menuangkan gagasan dalam Zoonomia, spekulasi tentang alam dan muasal makhluk hidup yang berkembang dinamis menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Sementara anaknya, Robert Waring Darwin, hanya mewarisi profesi sebagai dokter dan pengusaha yang berhasil. Justru generasi ketiga-lah yang entah disengaja atau tidak mengembangkan gagasan sang kakek.
Dialah Charles Robert Darwin, penyuara teori evolusi yang kontroversial dan memancing perdebatan selama berabad-abad kemudian. Padahal, Erasmus telah meninggal delapan tahun sebelum Charles dilahirkan.
Dilahirkan pada 9 Februari 1809 di Shrewsbury, Charles Robert Darwin merupakan anak kelima dari enam bersaudara pasangan Robert Waring Darwin dan Susannah Wedgwood.
Sebagai pengusaha yang berhasil, tak diragukan lagi ayah Charles mampu menempatkan keluarganya dalam lingkungan atas. Setelah kematian ibunya, Charles berada dalam tanggung jawab kakak-kakak perempuannya.
Saat itu dia berumur delapan tahun. Revolusi Industri, perdagangan bebas, anti-perbudakan, dan tak suka pada feodalisme menjadi acuan berpikir masyarakat saat itu.
Selain itu keluarga Darwin merupakan keluarga yang kaya berkat usaha sendiri. Dengan latar belakang keluarga demikian tidaklah aneh kalau Darwin pun mengikuti pola pendidikan kalangan atas.
Setelah mengikuti pendidikan di sebuah sekolah daerah, Charles dikirimkan indekos di Shrewsbury School. Di sini Charles menemukan hobi baru yang cukup nyentrik pada zamannya.
Dia gemar mengumpulkan mineral dan memperhatikan burung, selain kesenangannya berburu. Dalam dirinya pun mulai timbul minat mempelajari kimia.
Beberapa surat tinggalannya menunjukkan bahwa dia pernah membeli perangkat kimia untuk percobaan.
Berhubung Sekolah Shrewsbury dianggap gagal, pada usia 16 tahun Darwin dipindahkan ke Universitas Edinburgh, belajar kedokteran. Edinburgh yang merupakan pusat biologi laut ini memberi ruang banyak pada para pemikir baru.
Di sini dia tertarik dengan koloni hewan laut invertebrata seperti Hydrozoa dan koral serta berbagai aspek fisik organisme laut. Di Edinburgh pula Darwin mulai aktif melemparkan opini-opininya sebagai peneliti.
Namun dibandingkan dengan di Shrewsbury School, prestasi akademiknya di Edinburgh malah memburuk. Selain pelajaran kimia, tak ada lagi yang dia sukai.
Ditambah dengan pengalaman kurang enak di kamar operasi, Darwin segera sadar dia tak berbakat jadi dokter.
Ayahnya mengusulkan dia jadi pendeta. Kebetulan ada lowongan di Gereja Anglikan.
Saat itu banyak pendeta yang juga peneliti alam amatir. Darwin setuju. Untuk itu dia harus lulus sarjana. Dia memilih Christ's College, Cambridge, tahun 1827, dan lulus bergelar Bachelor tahun 1831.
Suasana Cambridge amat berbeda dengan Edinburgh. Lebih konservatif. Bidang kuliah yang harus diambilnya mencakup matematika, sastra, dan keagamaan.
Tugas-tugas sekolah tak terlalu dia minati. Malah botani yang tidak termasuk dalam kurikulum amat disenanginya.
Nilai matematikanya jelek, tapi berhubung di dua bidang lain dia kerja keras, ketika lulus pada bulan Januari 1831, dia nomor 10. Lumayan untuk orang yang tidak berambisi jadi juara kelas.
Pada saat inilah dia mulai menunjukkan minat pada buah pikiran William Paley, antara lain bahwa setiap makhluk hidup ada karena sang Pencipta, dan tubuhnya melakukan adaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Perlahan tapi pasti Darwin seperti dituntun untuk mempertimbangkan interaksi dinamis antara organisme dan lingkungan sekitarnya.
Karena pengaruh W. Darwin Fox, sepupu jauhnya, Charles tergelitik untuk memulai hobi baru: mengumpulkan serangga. Fox pulalah yang mengenalkannya dengan John Henslow, guru botani di Cambridge yang sangat dia kagumi, yang nantinya punya pengaruh besar menentukan arah kehidupan Darwin.
Henslow mendorong Darwin untuk menjadi peneliti alam fulltime. Bersama Henslow dia sempat mempelajari hal-hal baru di lapangan.
Pengalaman-pengalamannya selama ini di Edinburgh dan arahan Henslow membuat Darwin lebih berpengalaman daripada pemuda seumurannya saat itu.
Semakin lama di Cambridge dia makin meluaskan minatnya di mata pelajaran yang lain, misalnya geologi. Dia mulai menaruh perhatian pada Adam Sedgwick, ahli geologi yang lagi naik daun.
Menurut Sedgwick, sejarah bumi bisa diungkapkan dengan menyingkap lapisan-lapisan kerak bumi. Dia pun melihat kemampuan terpendam Darwin sehingga mengajaknya untuk melakukan perjalanan penelitian.
Peran penting Henslow memang tak mungkin dilupakan. Dia yang mengajukan Darwin sebagai peneliti alam dalam rombongan Kapten Robert Fitzroy ke Amerika Selatan dan kepulauan-kepulauan di belahan bumi selatan.
Keberatan ayahnya bisa teratasi, namun justru penilaian Fitzroy terasa menggelikan. Menurutnya, "Kalau melihat bentuk hidungnya, Darwin bukanlah orang yang tegas." Entah dengan alasan apa, mereka akhirnya bekerja sama.
Beagle, kapal ekspedisi ilmiah berbobot 242 ton itu meluncur pada 27 Desember 1831.
Minat pertama geologi
Masalah pertama yang muncul dalam pelayaran, Darwin masih merasa amatir. Dia waswas kalau-kalau spesimen temuannya tidak berarti.
Untunglah belakangan Henslow memberi tahu dia bukanlah satu-satunya yang belum berpengalaman.
Minat pertama Darwin sesungguhnya lebih banyak pada penelitian geologi. Berangkat dari kesimpulan-kesimpulannya di bidang ilmu ini perlahan Darwin mulai menyadari implikasi geologi terhadap penyebaran geografi makhluk hidup.
Perlu dicatat, oleh ornitholog John Gould nama Darwin diabadikan sebagai nama spesies burung unta baru Rhea dari Montevideo, Amerika Selatan: Rhea darwinii.
Masih ada lagi beberapa temuan berupa fosil. Di antaranya beberapa tinggalan kungkang (katak) tanah raksasa dari zaman megatherium, fosil-fosil armadilo, dan hewan pengerat raksasa lainnya.
Sementara di Port Desire, Patagonia, dia menemukan fosil yang tampaknya punya pertalian dengan guanaco atau llama, yang selanjutnya dinamai Macrauchenia.
Yang paling sering dicatat adalah persinggahannya di Kepulauan Galapagos. Di tempat ini Darwin menjumpai jenis-jenis baru seperti kura-kura raksasa, ada yang begitu besarnya hingga enam pria pun tak mampu mengangkatnya.
Ada lagi kadal raksasa dengan panjang badan 3 - 4 m yang makanannya rumput laut. Yang disebut-sebut punya pengaruh penting pada pengembangan pemikiran Darwin adalah sejenis burung gelatik.
Di Kepulauan Galapagos ini Darwin melihat begitu banyak spesies burung gelatik, yang masing-masing melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Rupanya mereka mengalami evolusi yang berbeda-beda.
Beberapa spesimen yang dibawanya pulang ditunjukkan pada John Gould yang membagi mereka menjadi 13 spesies yang dikelompokkan menjadi 4 kelompok. Masing-masing bisa dibedakan dengan melihat bentuk paruhnya, yang merupakan adaptasi terhadap jenis makanan mereka.
Berbagai teori evolusi
Sebenarnya teori Darwin mengenai evolusi tidaklah muncul begitu saja sepanjang 5 tahun pelayarannya. Semua itu justru baru terpikirkan setelah dia kembali ke Inggris.
Darwin menyimpulkan kemungkinan terjadinya transmutasi (perubahan) fisik. Buktinya terlihat pada dua spesies burung unta di dua wilayah yang tak terlalu jauh jaraknya dan kasus burung gelatik.
Kadal di Galapagos juga bisa dibedakan antara yang hidup di darat dan di pantai dengan melihat warna tubuh mereka.
Secara tak langsung Charles Darwin menguatkan pendapat kakeknya, Erasmus Darwin:
"Dalam suatu masyarakat makhluk hidup terdapat struktur-struktur yang perlu dijaga agar kehidupan mereka berkesinambungan. Ada kekuatan alam yang aktif dan terus berkembang: spesies selalu berubah dalam kaitannya dengan jaringan ekologi yang kompleks. Makhluk hidup bukanlah suatu produk statis dari Tuhan."
Tak cuma transmutasi fisik, evolusi pun bisa terjadi pada sisi mental makhluk hidup. Hal ini mengacu pada pengalamannya dengan suku Indian Fuego di Tierra del Fuego.
Dalam pelayaran sebelumnya kapten Fitzroy pernah membawa tiga orang suku Fuego dan berhasil mendidik mereka menjalani cara hidup seperti orang Inggris. Saat singgah di Tierra del Fuego dalam pelayaran bersama Darwin ketiga orang ini ditinggalkan untuk sementara waktu.
Ketika Beagle kembali untuk menjemputnya, ketiga orang ini telah kembali memiliki sifat beringas seperti rekan-rekannya.
Pendapat Darwin yang paling menggegerkan adalah bahwa manusia memiliki akar muasal yang sama dengan akar muasal yang menurunkan kera.
Menurutnya, karena desakan lingkungan, spesies yang menurunkan manusia ini turun menjejak tanah, meninggalkan kelompoknya yang masih hidup bergelantungan di pohon. Dengan proses evolusi yang sangat lambat dan memakan waktu yang lama sekali, perlahan-lahan spesies ini belajar berdiri tegak, menggunakan kedua tangan, dan perkembangan-perkembangan selanjutnya.
Termasuk belajar hidup berkelompok membentuk masyarakatnya, yang oleh Darwin disebut evolusi sosial.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan lebih lanjut disimpulkan bahwa hubungan manusia dan monyet merupakan hubungan secara filogenik (berhubungan dengan perkembangan evolusioner suatu spesies) dan bukan hubungan keturunan langsung. Manusia dan monyet besar mempunyai satu nenek moyang primata.
Menurut teorinya, reproduksi adalah kunci kegiatan kreatif alam. Generasi penerus dalam suatu masyarakat punya kekuatan untuk menjawab semua tantangan lingkungan yang terus menerus berubah sebagai proses pembaharuan kreatif yang mungkin dilakukan.
Tak cuma dulu, untuk ukuran zaman sekarang pun pendapat Darwin terasa sangat berani. Tak heran kalau tentangan muncul dari banyak kalangan.
Ada yang membentuk kelompok-kelompok yang menuduh Darwin telah menyesatkan dunia modern dan menghancurkan nilai-nilai tradisional peradaban dunia barat. Sementara itu para pemuka agama juga protes keras.
Menurut mereka, teori itu meremehkan nilai-nilai moral dan aturan sosial, dengan menurunkan derajat manusia setara dengan hewan. Teori Darwin, tambah mereka, membelokkan kepercayaan orang terhadap Tuhan.
Tak cuma itu, mereka juga menyebut Darwin menyamakan manusia dengan boneka yang begitu saja dapat dipermainkan alam.
Padahal, menurut sejumlah ahli, itu semua adalah indikator bahwa banyak orang, tak hanya di zaman dulu tapi juga sekarang, yang belum memahami landasan pemikiran teori Darwin. Justru menurut teori Darwin, perkembangan makhluk hidup muncul untuk mengatasi tantangan hidup yang disebabkan oleh perubahan alam.
Lebih gawat lagi, ada kalangan ilmuwan, agamawan, dan pemikir politik yang berpendapat bahwa teori Darwin membuka jalan pada munculnya sosialisme Darwin yang menghapus semua nilai moral. Namun tak sedikit yang mendukung.
Ada yang mengangkatnya sebagai sosok kekuatan ilmuwan dalam menembus hambatan ilmu pengetahuan. Ada lagi yang memandang teorinya sebagai falsafah optimistis mengenai kemajuan: bahwa segala sesuatu akan berkembang hanya jika alam dan masyarakatnya dibiarkan berkembang sebagaimana mestinya.
Begitupun Darwin sering kali sudah diterima sebagai pahlawan penemuan pengetahuan baru, yang mentransformasikan budaya masyarakat.
Berkat teorinya, para ilmuwan tak hanya berusaha menguji kembali teori tersebut, tapi juga menggali lebih dalam proses evolusi bumi dan isinya. Begitu banyaknya kaum berpendidikan yang melibatkan diri sedemikian rupa untuk mengumpulkan, menerbitkan, dan membantu menganalisis kertas-kertas kerja Darwin.
Kalangan sejarawan pun beranggapan teori Darwin itu sangat perlu segera dievaluasi.
Di balik sosok gigihnya sebagai ilmuwan, Darwin dikenal sangat memperhatikan istrinya, Emma Wedgwood, yang juga sepupunya. Pasangan ini menikah pada 29 Januari 1899 dengan menurunkan sepuluh anak.
Meskipun ada perbedaan pandangan terhadap agama -- Emma dikenal sebagai sosok yang sangat religius -- Charles dikenal sangat mengutamakan keluarga.
Menjelang akhir hayatnya Darwin menderita penyakit jantung yang akhirnya merenggut nyawanya pada 19 April 1882.
Atas permohonan teman-temannya sesama ilmuwan Darwin dimakamkan di Westminster Abbey berdekatan dengan Newton, penemu hukum gravitasi; Faraday, penemu prinsip motor listrik; dan Charles Lyell, pencetus geologi modern.
Terlepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi pemikirannya, Darwin memang layak mendapat penghormatan sejajar dengan ilmuwan dunia lainnya. Setidaknya sebagai pembuka tonggak babak evolusi baru yang patut jadi renungan banyak orang.