Sejarah Dianggap sebagai Kisah karena Beberapa Elemen Berikut Ini...

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Lukisan karya G.B. Hooijer (dibuat kurun 1916—1919) merekonstruksi suasana di Candi Borobudur pada masa jayanya | Begitulah, sejarah dianggap sebagai peristiwa karena ia merupakan rangkaian dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau. Ia tidak terulang kembali di masa sekarang dan karena itulah sejarah punya sifat yang einmalig. (Tropenmuseum/Wikipedia Commons)
Lukisan karya G.B. Hooijer (dibuat kurun 1916—1919) merekonstruksi suasana di Candi Borobudur pada masa jayanya | Begitulah, sejarah dianggap sebagai peristiwa karena ia merupakan rangkaian dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau. Ia tidak terulang kembali di masa sekarang dan karena itulah sejarah punya sifat yang einmalig. (Tropenmuseum/Wikipedia Commons)

sejarah dianggap sebagai peristiwa karena ia merupakan rangkaian dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau. Ia tidak terulang kembali di masa sekarang dan karena itulah sejarah punya sifat yang einmalig.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Pada prinsipnya, sejarah bisa dipandang sebagai peristiwa dan kisah. Sejarah dianggap sebagai kisah karena beberapa elemen berikut ini.

Sejarah dianggap sebagai peristiwa karena ia merupakan rangkaian dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau. Iatidak terulang kembali di masa sekarang dan karena itulah sejarah punya sifat yangeinmalig.

Sementara sejarah sebagai kisah, sebagaimana dikutip dari buku Sejarah Peradaban Islam (2022) oleh Suyuthi Pulungan, adalah sejarah dipandang sebagai peristiwa yang bersifat subyektif Karena peristiwa sejarah di masa lampau itu, terjadi tanpa bisa diprediksi atau diketahui kapan datangnya oleh manusia.

Menurut Ryan Taufika dan Baihaqi Siddik dalam buku Pengantar Ilmu Sosial (2022), sejarah sebagai kisah sering juga disebut history as narrative. Pengertian sejarah sebagai kisah adalah sejarah merupakan rangkaian cerita (narasi) yang disusun berdasarkan ingatan dan tafsiran manusia.

Penyampaian kisah tersebut bisa dilakukan secara tertulis (buku atau jurnal), maupun lisan (ceramah atau pidato). Ilmu Karena ada perbedaan pandangan, memori, kesan, serta faktor ingatan, sejarah sebagai kisah sifatnya subyektif.

Misal, sejarah kemerdekaan Indonesia. Jika pihak Belanda diminta menuturkan kembali peristiwa bersejarah tersebut, orang Indonesia akan dianggap sebagai pemberontak.

Namun, dari sudut pandang masyarakat Indonesia, serangan mereka terhadap Belanda dipandang sebagai pembelaan dan upaya untuk merdeka. Dengan demikian, sejarah sebagai kisah berarti sejarah dipandang sebagai peristiwa yang terjadi di masa lampau. Lebih tepatnya, peristiwa di masa lampau yang disusun kembali berdasarkan kesan, ingatan, atau memori seseorang.

Sejarah sebagai ilmu dan seni

Selain sebagai peristiwa dan kisah, sejarah juga sebagai ilmu dan seni -- begitulah empat ruang lingkup sejarah.

- Sejarah sebagai ilmu

Sejarah juga disebut sebagai ilmu karena merupakan pengetahuan yang menyangkut masa lalu yang kemudian disusun secara sistematis sesuai dengan kaidah metode ilmiah. Sejarah sebagai ilmu mengandung pengetahuan dari masa lalu yang kemudian diwariskan kepada masyarakat di masa mendatang.

Maka dari itu, sejarah sebagai ilmu berarti sejarah adalah salah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis perkembangan masyarakat dan kemanusiaan di masa lalu.

Ciri-ciri sejarah sebagai ilmu adalah obyektif, bersifat empiris, memiliki obyek kajian, punya metode, mempunyai generalisasi, dan mempunyai teori.

Obyektif: berdasarkan keadaan yang sebenarnya.

Bersifat empiris: dijadikan fakta yang kemudian tertulis atau dicatat dalam tulisan sejarah.

Memiliki obyek kajian: obyek sejarah adalah waktu yang dianggap penting karena merupakan pandangan sejarah yang tidak bisa dipisahkan dari manusia.

Punya metode: cara menyusun pengetahuan dan kebenaran dari beragam peristiwa.

Mempunyai generalisasi: sejarah tidak terlepas dari kesimpulan secara umum.

Memiliki teori: memiliki teori pengetahuan yang didapat dari obyek sejarah, yaitu manusia dan waktu.

- Sejarah sebagai seni

Sejarah disebut sebagai seni karena mempunyai proses panjang dalam pengumpulan data dan informasi. Ciri-ciri sejarah sebagai seni adalah membutuhkan intuisi, membutuhkan imajinasi, membutuhkan emosi, dan membutuhkan gaya bahasa.

Membutuhkan intuisi: sejarawan atau penulis sejarah perlu intuisi yang berbentuk pemahaman langsung dan memaknai insting tersebut selama proses penelitian.

Membutuhkan imajinasi: sejarah memiliki gambaran yang terkait pada terjadinya sebuah peristiwa di masa lampau.

Membutuhkan emosi: emosi dibutuhkan untuk mendekatkan perasaan sang peneliti dengan obyek penelitiannya.

Membutuhkan gaya bahasa: penulisan sejarah lebih baik ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dipahami dan detail sehingga dapat menjelaskan peristiwa yang terjadi.

Begitulah, sejarahdianggap sebagai peristiwa karena ia merupakan rangkaian dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau. Iatidak terulang kembali di masa sekarang dan karena itulah sejarah punya sifat yangeinmalig.

Artikel Terkait