Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-online.com -Mentari belum lagi menampakkan diri di ufuk timur, namun dentuman meriam telah mengoyak keheningan pagi. Embun yang masih bergelayut di dedaunan pun seakan terusik oleh derap langkah pasukan yang tak diundang.
21 Juli 1947, Agresi Militer Belanda I, sebuah luka baru tergores dalam lembaran sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Namun, di balik kepulan asap dan kobaran api, tersimpan kisah tentang bagaimana agresi militer ini justru menjadi katalisator bagi perjuangan diplomasi Indonesia di panggung dunia.Agresi Militer: Luka yang Membuka Mata DuniaAgresi Militer Belanda I bukanlah sekadar pertempuran fisik semata. Ia adalah tamparan keras yang menyadarkan dunia akan ambisi kolonial Belanda yang belum padam.
Di saat Indonesia tengah berjuang membangun negeri yang baru merdeka, Belanda justru datang dengan senjata dan niat untuk kembali menjajah. Tindakan ini memicu kecaman dari berbagai negara, termasuk India dan Australia, yang kemudian mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera turun tangan.PBB, yang saat itu masih berusia belia, melihat Agresi Militer Belanda I sebagai ancaman bagi perdamaian dunia. Resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengecam agresi Belanda dan menyerukan gencatan senjata menjadi bukti nyata dukungan internasional terhadap perjuangan Indonesia.
Diplomasi Indonesia pun mendapatkan momentum baru, dengan dukungan dari negara-negara yang menentang penjajahan.Diplomasi di Tengah Gejolak: Suara Indonesia yang Kian LantangAgresi Militer Belanda I memaksa Indonesia untuk lebih aktif dalam diplomasi internasional. Perwakilan Indonesia di PBB, yang diwakili oleh Sutan Sjahrir, dengan lantang menyuarakan penderitaan rakyat Indonesia akibat agresi Belanda.
Pidato-pidatonya yang berapi-api dan penuh semangat membela kemerdekaan berhasil menggugah hati nurani dunia.Indonesia juga aktif menjalin hubungan bilateral dengan negara-negara lain, terutama negara-negara Asia dan Afrika yang baru saja merdeka.
Solidaritas antar negara bekas jajahan ini menjadi kekuatan baru bagi Indonesia dalam melawan Belanda di forum internasional.
Baca Juga: PBB Meminta Indonesia dan Belanda Genjatan Senjata pada 5 Agustus 1947Konferensi Asia: Panggung Diplomasi Indonesia yang GemilangSalah satu momen penting dalam perjuangan diplomasi Indonesia adalah Konferensi Asia yang digelar di New Delhi pada tahun 1949. Konferensi ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai negara Asia, termasuk Indonesia. Dalam konferensi ini, Indonesia berhasil mendapatkan dukungan penuh dari negara-negara Asia dalam perjuangan melawan Belanda.Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Mohammad Hatta tampil memukau dalam konferensi tersebut.
Hatta, dengan kecerdasan dan kemampuan diplomasinya yang luar biasa, berhasil meyakinkan peserta konferensi bahwa perjuangan Indonesia adalah perjuangan seluruh bangsa Asia yang menentang penjajahan.Pengakuan Kedaulatan: Buah Manis Perjuangan DiplomasiPerjuangan diplomasi Indonesia yang gigih akhirnya membuahkan hasil. Pada tanggal 27 Desember 1949, Belanda secara resmi mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS). Pengakuan ini merupakan kemenangan besar bagi Indonesia, sekaligus menjadi bukti nyata bahwa diplomasi dapat menjadi senjata yang ampuh dalam memperjuangkan kemerdekaan.Agresi Militer Belanda I telah meninggalkan luka yang mendalam bagi bangsa Indonesia. Namun, dari luka itu pula lahir semangat juang dan kegigihan dalam berdiplomasi.
Perjuangan diplomasi Indonesia di masa-masa sulit tersebut mengajarkan kita bahwa kemerdekaan tidak hanya diraih dengan senjata, tetapi juga dengan kecerdasan, strategi, dan kemampuan untuk menjalin hubungan baik dengan negara lain.Diplomasi adalah pilar penting dalam menjaga kedaulatan dan kemerdekaan suatu bangsa. Agresi Militer Belanda I menjadi pengingat bagi kita akan pentingnya diplomasi dalam memperjuangkan kepentingan nasional.
Semoga semangat juang para diplomat Indonesia di masa lalu dapat menjadi inspirasi bagi generasi penerus bangsa dalam menjaga dan memajukan Indonesia di kancah internasional.
*
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---