Artikel ini akan membahas tentang sejarah sebagai ilmu, lengkap dengan pengertian, ciri-ciri, dan hal-hal yang terkait lainnya. Semoga bermanfaat.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Ada empat ruang lingkup sejarah. Sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai seni, dan sejarah sebagai kisah. Kali ini kita akan membahas tentang sejarah sebagai ilmu.
Barang apa itu?
Sejarah sebagai peristiwa adalah sejarah merupakan kenyataan atau realitas yang sudah terjadi di masa lampau. Untuk membuktikan kebenarannya, sebuah peristiwa sejarah harus memiliki bukti-bukti atau data-data yang menguatkan, seperti saksi mata, peninggalan-peninggalan, serta beberapa dokumen bersejarah.
Sejarah sebagai peristiwa selalu berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan masyarakat seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya. Oleh karena itu, sejarah sering dikelompokan secara tematis menurut tema peristiwa yang dibahas.
Contoh dari tema sejarah adalah sejarah agraria, sejarah politik, sejarah kebudayaan, sejarah perekonomian, sejarah pendidikan, dan lainnya.
Terdapat ciri-ciri atau karakteristik yang membedakan peristiwa sejarah dengan peristiwa biasa. Dalam buku Pengantar Ilmu Sejarah (2001) karya Kuntowijoyo, sejarah sebagai peristiwa memiliki tiga ciri utama yaitu:unik, penting, dan abadi.
Unik
Peristiwa sejarah disebut unik karena hanya terjadi satu kali dan tidak mungkin terulang kembali dengan tempat, waktu, dan tokoh yang sama persis. Setiap peristiwa sejarah yang terjadi akan berbeda dengan peristiwa sebelumnya.
Contoh dari peristiwa sebagai sejarah adalah peristiwa Rengasdengklok, ketika Soekarno dan Mohammad Hatta diasingkan oleh golongan muda agar tidak terpengaruh oleh Jepang dan bersedia segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Penting
Ciri selanjutnya dari sejarah sebagai peristiwa adalah penting. Artinya, setiap peristiwa sejarah yang terjadi tentu membawa pengaruh yang besar terhadap kondisi masyarakat pada masa sekarang atau masa depan.
Contoh peristiwa sebagai sejarah bersifat penting adalah peristiwa Sumpah Pemuda pada 1928 yang membangkitkan rasa persatuan dan kebangsaan antara masyarakat Indonesia.
Abadi
Ciri-ciri sejarah sebagai peristiwa yang terakhir adalah abadi, yang berarti sebuah peristiwa sejarah tidak akan pernah berubah dan akan terus dikenang sepanjang masa.
Contohnya, peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 yang tidak mungkin akan terlupakan dan akan selalu diperingati oleh rakyat Indonesia sebagai puncak perjuangan melawan penjajah. Sama halnya dengan peristiwa 10 November 1945 di Surabaya, Jawa Timur, yang dikenang sebagai Hari Pahlawan sampai hari ini.
Selain sebagai peristiwa, sejarah juga bisa diposisikan sebagai ilmu, kisah, dan seni.
Sejarah sebagai kisah
Sejarah sebagai kisah yang berarti sejarah memuat narasi yang tersusun berdasarkan ingatan manusia, berdasarkan kesan atau interpretasi terhadap peristiwa di masa lalu. Sejarah sebagai kisah dapat disusun dalam dua cara, yaitu lisan dan tertulis.
Contoh secara lisan adalah melalui penuturan saksi mata, sedangkan secara tertulis dapat dilihat dari buku atau catatan sejarah. Karena sejarah sebagai kisah dapat berdasarkan kesan atau interpretasi seseorang, maka besar kemungkinan sifatnya adalah subyektif.
Ciri-ciri sejarah sebagai kisah didasarkan pada fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Maksudnya, kisah sejarah harus sesuai dengan nilai faktual yang ada sesuai kenyataannya, meskipun dalam penyusunannya diberikan penafsiran atau interpretasi dari sang penutur.
Sejarah sebagai ilmu
Sejarah juga disebut sebagai ilmu karena merupakan pengetahuan yang menyangkut masa lalu yang kemudian disusun secara sistematis sesuai dengan kaidah metode ilmiah. Sejarah sebagai ilmu mengandung pengetahuan dari masa lalu yang kemudian diwariskan kepada masyarakat di masa mendatang.
Maka dari itu, sejarah sebagai ilmu berarti sejarah adalah salah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis perkembangan masyarakat dan kemanusiaan di masa lalu. Ciri-ciri sejarah sebagai ilmu adalah obyektif, bersifat empiris, memiliki obyek kajian, punya metode, mempunyai generalisasi, dan mempunyai teori.
- Obyektif: berdasarkan keadaan yang sebenarnya.
- Bersifat empiris: dijadikan fakta yang kemudian tertulis atau dicatat dalam tulisan sejarah.
- Memiliki obyek kajian: obyek sejarah adalah waktu yang dianggap penting karena merupakan pandangan sejarah yang tidak bisa dipisahkan dari manusia.
- Punya metode: cara menyusun pengetahuan dan kebenaran dari beragam peristiwa.
- Mempunyai generalisasi: sejarah tidak terlepas dari kesimpulan secara umum.
- Memiliki teori: memiliki teori pengetahuan yang didapat dari obyek sejarah, yaitu manusia dan waktu.
Sejarah sebagai seni
Sejarah disebut sebagai seni karena mempunyai proses panjang dalam pengumpulan data dan informasi. Ciri-ciri sejarah sebagai seni adalah membutuhkan intuisi, membutuhkan imajinasi, membutuhkan emosi, dan membutuhkan gaya bahasa.
- Membutuhkan intuisi: sejarawan atau penulis sejarah perlu intuisi yang berbentuk pemahaman langsung dan memaknai insting tersebut selama proses penelitian.
- Membutuhkan imajinasi: sejarah memiliki gambaran yang terkait pada terjadinya sebuah peristiwa di masa lampau.
- Membutuhkan emosi: emosi dibutuhkan untuk mendekatkan perasaan sang peneliti dengan obyek penelitiannya.
- Membutuhkan gaya bahasa: penulisan sejarah lebih baik ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dipahami dan detail sehingga dapat menjelaskan peristiwa yang terjadi.
Itulah artikel yang membahas tentang sejarah sebagai ilmu, lengkap dengan pengertian, ciri-ciri, dan hal-hal yang terkait lainnya. Semoga bermanfaat.