Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-online.com - Di bawah langit Surabaya yang terbakar, kisah heroisme terjalin, kisah yang tak hanya mengukir sejarah Indonesia, tetapi juga India. Tahun 1945, ketika Indonesia baru saja mengecap kemerdekaan, Surabaya menjadi panggung pertempuran sengit.
Di tengah gemuruh senjata dan kepulan asap, 600 prajurit India, yang seharusnya berjuang di bawah panji Inggris, memilih jalan berbeda. Mereka membelot, bersatu dengan pejuang Indonesia, melawan penjajah yang sama-sama mereka benci.Sanyog Srivastava Ji, seorang warga India yang telah lama menetap di Surabaya, selalu merasakan getaran sejarah setiap kali mengunjungi Tugu Pahlawan. Di sana, ia mencari nama-nama prajurit India yang gugur, mereka yang memilih membela kemerdekaan bangsa lain daripada mengikuti perintah penjajah.
Sanyog percaya, Pertempuran Surabaya memiliki makna mendalam bagi kedua bangsa. India dan Indonesia, keduanya pernah terbelenggu penjajahan, kini bersatu dalam perjuangan melawan penindasan.Kisah ini bermula jauh sebelum 1945. Inggris, yang menjajah India selama hampir seabad, sering mengerahkan prajurit India ke berbagai penjuru dunia. Pada awal abad ke-19, ribuan prajurit India dikirim ke Jawa untuk membantu Inggris dalam invasi.
Namun, takdir berkata lain. Pada akhir Perang Dunia II, Inggris kembali mengerahkan pasukan India ke Surabaya, kali ini di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Mallaby. Kedatangan mereka memicu kemarahan rakyat Indonesia, yang melihat Inggris sebagai perpanjangan tangan Belanda.Pertempuran Surabaya meletus. Di tengah kekacauan, 600 prajurit India memilih jalan yang tak terduga. Mereka membelot, bergabung dengan pejuang Indonesia. Semangat nasionalisme dan kesamaan agama menjadi perekat yang menyatukan mereka.
Teriakan "Allahu Akbar" menggema di medan perang, menyadarkan prajurit India bahwa mereka seharusnya berjuang bersama saudara seiman, bukan melawannya.Pertempuran Surabaya menjadi saksi bisu kegigihan dan keberanian para pejuang kemerdekaan Indonesia dan prajurit India yang membelot. Mereka berjuang bahu-membahu, melawan penjajah yang jauh lebih kuat.
Baca Juga: Susi Susanti, Didiskriminasi MeskiSudah Harumkan Negara Di Olimpiade
Namun, semangat juang mereka tak pernah padam. Di tengah hujan peluru dan ledakan bom, mereka terus berjuang demi kemerdekaan dan keadilan.Pertempuran Surabaya meninggalkan luka mendalam bagi kedua bangsa. Ribuan nyawa melayang, termasuk warga sipil yang tak berdosa. Namun, dari puing-puing kehancuran, lahirlah semangat persaudaraan yang tak tergoyahkan. Prajurit India yang membelot menjadi pahlawan bagi rakyat Indonesia. Mereka dikenang sebagai simbol perjuangan dan pengorbanan.Dampak Pertempuran Surabaya tak hanya terasa di medan perang. Hubungan India dan Indonesia semakin erat setelah peristiwa bersejarah itu. Ketika India dilanda krisis pangan, Indonesia mengirimkan bantuan beras.
India juga mendukung perjuangan Indonesia di forum internasional. Persahabatan kedua negara semakin kokoh, dilandasi rasa saling menghormati dan solidaritas.Kisah heroik prajurit India yang membelot dalam Pertempuran Surabaya menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah kedua bangsa.
Sanyog Srivastava Ji, yang pernah memimpin Asosiasi India di Surabaya, berharap kisah ini terus dikenang dan dipelajari oleh generasi muda. Ia percaya, kisah ini mengajarkan nilai-nilai luhur seperti keberanian, pengorbanan, dan solidaritas.Kini, puluhan tahun setelah Pertempuran Surabaya, hubungan India dan Indonesia semakin erat. Diaspora India di Indonesia terus berkontribusi bagi masyarakat setempat, menjaga semangat persaudaraan yang telah terjalin sejak lama.
Kisah heroik prajurit India yang membelot menjadi pengingat bahwa perjuangan untuk kemerdekaan dan keadilan adalah perjuangan universal, yang melampaui batas-batas negara dan agama.
*
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---