Selama 32 tahun terakhir, Indonesia telah mencapai modernisasi yang menakjubkan dan telah mengembangkan kelas menengah yang semakin berpendidikan dan canggih. Soeharto menghadirkan televisi berwarna, melek huruf, dan jalanan yang penuh dengan sepeda motor dan mobil kepada rakyatnya dan dalam semua kesibukan itu.
Tak hanya demikain, anak-anak muda juga mengobrol menggunakan telepon seluler di bawah Gapura Emas di Jakarta meski tidak menginginkan raja tradisional Jawa, dan mereka tidak terlalu percaya pada wahyu Soeharto.
Tidak semua orang setuju dengan analisis tersebut, namun Suharto tampaknya setuju. Hal ini mungkin menjelaskan penolakannya terhadap kemarahan masyarakat dan rasa tanggung jawabnya bukan kepada mahasiswa tetapi kepada otoritas yang lebih tinggi.
"Saya selalu memohon kepada Tuhan untuk membimbing saya dalam setiap tugas saya," ungkap Soeharto dalam tulisannya.
"Saya percaya bahwa apa pun yang saya lakukan, setelah saya meminta bimbingan dan arahan dari Tuhan, apa pun hasilnya, inilah hasilnya. hasil bimbingan-Nya," paparnya.
Kesaktiannya mulai luntur semenjak sang Istri meninggal
Soeharto lahir di sebuah desa di Jawa Tengah 76 tahun yang lalu. Bahkan, dalam pidatonya, ia kadang-kadang mengumpat dengan dialek Jawa, yang tidak dapat dipahami oleh orang-orang dari daerah lain di negeri ini.
Sewaktu masih kecil, ia diwariskan kepada berbagai kerabat dan akhirnya diasuh oleh seorang dukun, seorang tokoh spiritual tradisional Jawa yang mirip dengan tabib dan peramal.'
Beredar kabar pula bahwa Soeharto masih berkonsultasi dengan berbagai dukun dan berusaha meningkatkan kekuasaannya dengan menggunakan ilmu sihir.
Namun banyak masyarakat Jawa yang cenderung mempercayai hal-hal tersebut mengatakan bahwa kesaktian Soeharto telah mulai luntur sejak istrinya meninggal pada tahun 1996. Dan apa pun dampaknya terhadap sifat-sifat kejawen tersebut, Soeharto tampaknya sangat terluka karena kehilangan istrinya, pada tahun 1996. sebagian karena dialah yang paling memegang kendali atas keenam anak pasangan itu.
Istrinya Ibu Tien, diyakini sebagai sosok yang memiliki pengaruh besar dalam kepemimpinan Soeharto. Sosok wanita yang berdiri di belakang keputusan Soeharto, namun ada tuduhan bahwa beliau juga memanfaatkan jabatan yang dimiliki Soeharto.
Sejak kematiannya, anak-anaknya menjadi lebih ambisius dan lebih menonjol sebagai taipan keuangan. Dampaknya adalah meningkatnya kebencian terhadap kekayaan keluarga, dan gumaman tersebut menambah persepsi bahwa wahyu Soeharto semakin berkurang.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR