Cerita Presiden Soekarno Menitihkan Air Mata di Tanah Rencong

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Tangisan Presiden Soekarno di tanah Rencong Aceh.
Ilustrasi - Tangisan Presiden Soekarno di tanah Rencong Aceh.

Intisari-online.com - Dikenal sebagai pemimpin yang tegas Presiden Soekarno pernah luluh hatinya ketika yakinkan rakyat Aceh.

-------

Pasca kemerdekaan Indonesia, Presiden Soekarno pernah berkunjung ke tanah rencong Aceh tepatnya Juni 1948.

Pada saat itu Indonesia memang sudah merdeka, namun perlawanan dari Belanda belum mereda.

Kehadiran Soekarno tersebut bertujuan untuk memperkuat perlawanan rakyat Aceh dengan menemui pemimpin tokoh setempat.

Tengku Daud Beureuh, adalah salah satu tokoh yang bertemu dengan Presiden Soekarno kala itu.

Presiden Soekarno meminta untuk memperkuat perlawanan terhadap Belanda di wilayah Aceh.

Hal inipun disambut dengan baik oleh Daud Beureuh, yang menyatakan sanggup memenuhi permintaan sang Presiden.

Dia meminta asal perang dikobarkan adalah perang Sabil yaitu untuk menegakkan agama Allah.

Sehingga jika ada di antara rakyat Aceh yang terbunuh dalam perang itu, maka ia akan mati secara syahid.

Kemudian Daud Beureuh mengajukan permohonan kedua, bahwa jika perang telah usai maka Rakyat Aceh diberi kebebasan untuk menjalankan syariat Islam.

Baca Juga: Pemikiran Bung Karno Menarik Perhatian Fidel Castro Hingga Kirimkan Che Guevara ke Indonesia

Permintaan ini pun, juga kemudian dikabulkan oleh Soekarno.

"Hal ini tak usah kakak (sebutan Soekarno untuk Daud Beureuh), sebab 90% rakyat Indonesia semuanya beragama Islam," jelasnya.

"Tapi maaf saudara Presiden, saya terpaksa mengatakan ini karena tidak ada jaminan bagi kami. Kami hanya menginginkan suatu kata ketentuan dari saudara Presiden," ungkap Daud Beureuh.

"Baiklah kalau demikian, saya setujui permintaan kakak itu," timpal Soekarno.

"Alhamdulillah. Atas nama rakyat aceh saya ucapkan terimakasih atas kebaikan saudara Presiden. Kami mohon, sudilah kiranya, saudara Presiden menulis sedikit di atas kertas ini," ucap Daud Beureuh seraya memeberikan kertas ke Bung Karno.

Bukanya menulis pada kertas itu, Bung Karno justru menangis, dan lirih mengatakan.

"Kakak, kalau begitu tak ada gunanya saya menjadi Presiden jika tidak percaya," ujarnya.

"Bukan kami tak percaya Sudara Presiden, ini hanya sekadar menjadi tanda yang akan kami berikan kepada rakyat Aceh yang akan kami ajak berperang," ujar Daud Beureuh.

Soekarno pun menyeka air matanya dan mengatakan bahwa ia berjanji akan memberikan jaminan untuk rakyat Aceh menyusun rumah tangganya sendiri.

"Wallah, Billah kepada rakyat aceh nanti akan saya beri hak menyusun rumah tangganya sendiri sesuai syariat Islam," kata Si Bung.

Baca Juga: Dukungan Abadi Indonesia dan Sumpah Bung Karno Dukung Kemerdekaan Palestina

"Saya akan menggunakan pengaruh saya agar rakyat Aceh benar-benar dapat melaksanakan syariat Islam di daerahnya, apakah kakak masih ragu," timpal Bung Karno.

"Saya tak ragu lagi saudara Presiden. sekali lagi atas nama rakyat aceh saya ucapkan banyak terima kasih atas kebaikan hati saudara Presiden," ujar Daud Beureuh.

Mendengar janji tersebut, tokoh Aceh semakin percaya dengan presiden Soekarno bahkwa mempersilahkan jika ada kebutuhan penting dari pemerintah yang diminta dari rakyat Aceh.

*

Artikel Terkait