Wanita itu yang pada awalnya menolak untuk percaya kepada suaminya itu. Tapi akhirnya ia berkata, “Jika engkau meninggalkan wanita yang kini menjadi istrimu dan datang untuk tinggal dengan saya di sepanjang hidup saya, maka saya mengambilmu menjadi suami saya.”
Pria itu setuju, dan istri cantik itu membawanya kembali ke rumahnya.
Ketika wanita lainnya mendengar tentang semua ini, ia menjadi sangat marah. Ia juga telah mendengar tentang transformasi si istri dan bagaimana ia diubah oleh penyihir. Semua wanita yang biasa di kota itu mulai berharap dikunjungi oleh penyihir dalam hidup mereka. Wanita ini pun pergi ke sana, juga berharap bisa bertemu dengan penyihir yang bisa membuatnya lebih cantik dari istri pertama suaminya itu. Ia bertekad untuk mencoba apakah penyihir itu bisa melakukan untuknya, dan minum dari air sumur yang sama. Begitu sampai di sana, ia mulai menangis keras.
Tapi penyihir tahu apa yang ada dalam pikirannya. Ia muncul sebelum wanita itu menyadarinya dan bertanya, “Mengapa engkau menangis, wanita yang baik?”
Wanita itu mengatakan bahwa suaminya telah pergi untuk hidup dengan wanita cantik. Saat ia berbicara, penyihir itu menyentuh wajahnya, dan berkata, “Pulanglah, wanita baik, dan jangan menangis, agar suamimu segera melihatmu.”
Dengan gembira, wanita itu berlari pulang secepatnya dan menutup pintu. Kemudian ia mengambil napas dalam-dalam dan menatap cermin. Tapi apa ini? Hilang sudah semua kecantikannya. Apakah ini wajahnya sendiri? Hidungnya sekitar dua kaki panjangnya, telinganya tampak seperti sapu tangan besar, dan matanya sebesar piring.
Karena ketakutan, ia berlari kembali ke ibunya. Tapi bahkan ibunya tidak mengenalinya. Siapun menjadi takut melihatnya. Ketika ia menyadari betapa jeleknya ia, ia tidak mau makan, dan dalam beberapa hari ia meninggal.
Bersyukur atas apapun yang kita miliki akan membuat kita lebih bahagia.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR