Intisari-Online.com – Alkisah, ada seorang wanita yang sangat sedih. Karena ia tidak cantik dan suaminya tidak suka melihatnya. Padahal ia berharap ia itu cantik!
Suatu hari, suaminya bertemu wanita lain yang sangat cantik. Wanita ini menyarankan agar ia meninggalkan istri pertamanya dan menikahinya sebagai gantinya. Akhirnya sang pria melakukan hal itu dan meninggalkan rumahnya, meninggalkan istri pertamanya juga.
Wanita malang itu menangis setiap hari. Ia bertanya-tanya apakah ia sudah ditakdirkan demikian hingga ia mendapatkan perlakukan kejam itu. Tidak ada yang bisa membawa sukacita baginya. Ia sangat ingin mendengar langkah suaminya lagi, tapi ia sadar bahwa suaminya telah meninggalkan dirinya.
Suatu hari saat ia sedang menangis dalam perjalanan, ia mendengar suara seorang wanita. Ia berbalik dan melihat seorang wanita cantik berdiri di hadapannya.
“Mengapa engkau menangis?” tanya wanita cantik itu.
“Suami saya telah meninggalkan saya dan pergi untuk hidup dengan istri yang lain,” kata istri malang itu.
“Kenapa? Apakah kalian berdua bertengkar?” tanya wanita itu.
“Tidak, ia meninggalkan saya karena saya tidak memiliki wajah yang cantik,” jawab istri malang itu.
Wanita cantik itu menyentuh wajah istri yang malang itu dengan tangannya dan berkata, “Itu sangat buruk. Tapi, pulanglah, sayang. Semuanya akan baik-baik saja. Saya juga harus pergi.”
Istri malang itu kembali dengan sedih ke rumah. Belakangan ia mengetahui bahwa wanita yang baru saja ditemuinya adalah penyihir. Ia baru saja menyelesaikan tugas sehari-hari dan hendak tidur ketika ia terkejut menemukan wanita yang sangat cantik berdiri di kamarnya, menatapnya. Segera ia menyadari bahwa ia sedang berdiri di depan cermin, menatap wajahnya sendiri yang ajaib berubah menjadi wajah, yang bisa digambarkan, sebagai yang tercantik di kota itu.
Segera, berita tersebar bahwa wanita malang itu telah berubah menjadi wanita yang sangat cantik. Banyak pemuda pergi untuk melihat wanita cantik itu, dan semua senang dengan kecantikannya.
Segera suaminya yang dulu datang ke rumahnya. Dan ia terkejut menemukan istrinya yang dulu sekarang berubah menjadi seorang wanita cantik, tinggal sendirian. Ia mencoba membujuknya untuk menerima ia kembali ke dalam hidupnya. Tapi wanita itu tidak mau mendengarkan permohonannya. Suami itu berjanji untuk tidak pernah meninggalkannya lagi dan berkata, “Sekarang saya mengerti bahwa keajaiban ini terjadi hanya untuk membawa saya kembali ke indera saya. Bahkan jika engkau tidak cantik pun, saya ingin kembali kepadamu. Saya berjanji, bahwa saya tidak akan pernah membuat kesalahan itu lagi.”
Wanita itu yang pada awalnya menolak untuk percaya kepada suaminya itu. Tapi akhirnya ia berkata, “Jika engkau meninggalkan wanita yang kini menjadi istrimu dan datang untuk tinggal dengan saya di sepanjang hidup saya, maka saya mengambilmu menjadi suami saya.”
Pria itu setuju, dan istri cantik itu membawanya kembali ke rumahnya.
Ketika wanita lainnya mendengar tentang semua ini, ia menjadi sangat marah. Ia juga telah mendengar tentang transformasi si istri dan bagaimana ia diubah oleh penyihir. Semua wanita yang biasa di kota itu mulai berharap dikunjungi oleh penyihir dalam hidup mereka. Wanita ini pun pergi ke sana, juga berharap bisa bertemu dengan penyihir yang bisa membuatnya lebih cantik dari istri pertama suaminya itu. Ia bertekad untuk mencoba apakah penyihir itu bisa melakukan untuknya, dan minum dari air sumur yang sama. Begitu sampai di sana, ia mulai menangis keras.
Tapi penyihir tahu apa yang ada dalam pikirannya. Ia muncul sebelum wanita itu menyadarinya dan bertanya, “Mengapa engkau menangis, wanita yang baik?”
Wanita itu mengatakan bahwa suaminya telah pergi untuk hidup dengan wanita cantik. Saat ia berbicara, penyihir itu menyentuh wajahnya, dan berkata, “Pulanglah, wanita baik, dan jangan menangis, agar suamimu segera melihatmu.”
Dengan gembira, wanita itu berlari pulang secepatnya dan menutup pintu. Kemudian ia mengambil napas dalam-dalam dan menatap cermin. Tapi apa ini? Hilang sudah semua kecantikannya. Apakah ini wajahnya sendiri? Hidungnya sekitar dua kaki panjangnya, telinganya tampak seperti sapu tangan besar, dan matanya sebesar piring.
Karena ketakutan, ia berlari kembali ke ibunya. Tapi bahkan ibunya tidak mengenalinya. Siapun menjadi takut melihatnya. Ketika ia menyadari betapa jeleknya ia, ia tidak mau makan, dan dalam beberapa hari ia meninggal.
Bersyukur atas apapun yang kita miliki akan membuat kita lebih bahagia.