Intisari-Online.com - Sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, Pancasila bukan hanya deretan kata-kata mulia, tetapi juga jiwa yang menjiwai seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan.
Di tengah gempuran arus globalisasi dan modernisasi, bagaimana penerapan Pancasila sebagai moral pembangunan di lingkungan sekolah menjadi pertanyaan penting yang perlu dijawab.
Sekolah, sebagai wadah pembentuk karakter generasi penerus bangsa, memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dan menjadikannya pondasi moral bagi pembangunan bangsa.
Artikel ini akan membahas strategi dan upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tercipta generasi muda yang berkarakter mulia, berjiwa nasionalis, dan siap berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara.
Fungsi Pancasila Sebagai Moral Pembangunan Nasional
Pancasila, dasar negara Indonesia, bukan sekadar deretan kata-kata mulia. Pancasila menjelma menjadi moral pembangunan, pedoman luhur yang mengarahkan setiap langkah bangsa dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan.
Menurut Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Riau, fungsi moral pembangunan Pancasila berarti menjadikan seluruh nilai-nilainya sebagai landasan dan tolok ukur dalam melaksanakan pembangunan nasional:
* Landasan berarti Pancasila menjadi fondasi kokoh bagi pembangunan nasional. Segala kebijakan dan program berakar dari nilai-nilai Pancasila, seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial.
* Tolok ukur berarti Pancasila menjadi patokan untuk menilai dan mengarahkan jalannya pembangunan. Setiap langkah pembangunan harus sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, memastikan kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa.
Nilai-nilai luhur Pancasila ini termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
Menjadi moral pembangunan, Pancasila menuntun pemerintah dalam melaksanakan seluruh tahapan pembangunan, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, hingga evaluasi.
KOMENTAR