Keturunan RA Kartini Hidup Nelangsa, Ada yang jadi Tukang Ojek

Yoyok Prima Maulana

Editor

Kisah anak cucu RA Kartini yang hidup menderita
Kisah anak cucu RA Kartini yang hidup menderita

Intisari-online.com - Setiap 21 April tiba, segenap rakyat Indonesia selalu merayakannya sebagai Hari Kartini atau hari emansipasi wanita Indonesia.

Namun, RA Kartini sebagai pemilik tanggal ulang tahun tersebut justru bernasib tragis.

Dia wafat di usia muda atau pada umur 25 tahun karena melahirkan putra yang bernama RM Soesalit Djojoadhiningrat.

Bukan itu saja kemalangannya.

Anak cucu Kartini pun ternyata juga bernasib tragis dan hidup nelangsa. Bahkan cicitnya ada yang menjadi tukang ojek.

Sang putra tunggal, Soesalit Djojoadhiningrat sendiri berkarier di dunia militer.

Dia pernah menjadi panglima Divisi III Diponegoro dan ikut bergerilya melawan penjajah saat Agresi Militer Belanda II.

Malang tak dapat ditolak, saat geger pemberontakan PKI Madiun 1948, Soesalit ikut terseret.

Namanya tertulis dalam salah satu dokumen PKI sebagai "orang yang bisa diharapkan."

Walhasil, Soesalit pun menjadi tahanan rumah dan pangkatnya diturunkan.

Dalam kehidupan pribadinya, Soesalit menikah dengan wanita Jawa bernama Siti Loewijah.

Mereka dikaruniai putra semata wayang, Boedi Setyo Soesalit.

Cucu tunggal Kartini inu kemudian menikah dengan Sri Bidjatini dan mempunyai lima anak.

Mereka adalah Kartini, Kartono, Rukmini, Samimun, dan Rachmat.

Berdasarkan berita yang dirilis Pemprov Jateng pada April 2018, setelah Boedi Soesalit meninggal pada usia 57 tahun, kehidupan keluarga lima cicit RA Kartini memprihatinkan.

Sri Bidjatini bersama lima anaknya hidup susah.

Hanya Kartini sebagai cicit tertua yang kondisi ekonominya lumayan, sedangkan lainnya butuh uluran tangan pemerintah sebagai bentuk perhatian kepada keturunan RA Kartini.

Kartono dan Samimun menekuni profesi sebagai tukang ojek.

Rukmini menjanda setelah suaminya bunuh diri karena himpitan ekonomi.

Sementara Rachmat yang berkebutuhan khusus atau autis telah meninggal dunia.

Para cicit Kartini tidak tinggal di Jepara. Mereka bermukim di daerah Parung, Bogor.

Baca Juga: Ngasirah Ibu Kandung Kartini: Jadi Selir Lantaran Bukan Keturunan Darah Biru dan Harus Memanggil Anak-anaknya Sendiri dengan Sebutan 'Ndoro'

Baca Juga: Kumpulan 20 Ucapan Selamat Hari Kartini Dalam Bahasa Jawa yang Simpel dan Elegan

Artikel Terkait