Ibnu Ishaq Adalah Seorang Ilmuwan Bidang Sejarah Di Masa Dinasti Abbasiyah, Begini Riwayat Hidupnya

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Penulis

Ibnu Ishaq adalah seorang ilmuwan bidang sejarah di masa Dinasti Abbasiyah. Begini riwayat hidupnya.
Ibnu Ishaq adalah seorang ilmuwan bidang sejarah di masa Dinasti Abbasiyah. Begini riwayat hidupnya.

Intisari-Online.com -Ada begitu banyak sejarawan terkenal di masa Dinasti Abbasiyah.

Salah satunya adalah Ibnu Ishaq.

Ibnu Ishaq adalah seorang ilmuwan bidang sejarah di masa Dinasti Abbasiyah.

Nama lengkapnya adalahMuhammad bin Ishaq bin Yasar, lebih dikenal sebagai Ibnu Ishaq.

Dia dianggap sebagai salah satu sejarawan muslim pertama.

Ibnu Ishaq lahir pada 704 dan meninggal pada768M.

Salah satu karyanya yang paling monumental adalah Sirah Nabawiyah, dan dianggap sebagai biografi Nabi Muhammad pertama yang paling komprehensif.

Tapi sayang, menurut beberapa catatan, Sirah Nabawiyah versi Ibnu Ishaq ini telah hilang teks aslinya.

Yang beredar sekarang adalah hasil saduran para ulama dari Sirah Nabawiah Ibnu Hisyam.

Terkait Ibnu Ishaq, Ibnu Sa'ad menyebutnya sebagai orang pertama yang mengumpulkan sejumlah ekspedisi Rasulullah dan kemudian mencatatnya.

Ibnu Ishaq lahir di Madinah dan merupakan seorang tabi'in--jika melihat dari periode kelahirannya.

Dia disebut terus berada di Madina hingga Bani Abbasiyah melengserkan Dinasti Umayyah di Damaskus.

Setelah itu, Ibnu Ishaq disebut berada di beberapa tempat, di antara Irak dan Iran hingga meninggal di Baghdad pada 768.

Menurut sejumlah catatan, Ibnu Ishaq ternyata masih punya darah Irak.

Kakeknya yang bernama Yasir berasal dari ‘Ain at-Tamar, sebuah kota kuno yang tak jauh dari Kuffah.

Yasir, saat masih kanak-kanak, menjadi tawanan perang Khalid bin Walid saat berperang dengan Raja Persia, Kisra.

Kakeknya kemudian tinggaldi Madinah.

Masa remaja Ibnu Ishaq dihabiskan di Madinah.

Dia kemudian berkelana keAlexandria, Mesir, dan di sinilah dia meriwayatkan hadis-hadis yang berasal dari Ubaidillah bin Mughirah, Yazid bin Hubaib, Tsamamah bin Syafi’i dan lainnya.

Setelah itu, ia melanjutkan perjalanannya ke Kuffah, al-Jazirah, Ray, Hirah hingga Baghdad.

Di tempat terakhir inilah, ia menetap dan memulai kerja-kerja intelektualnya.

Khalifah Al-Manshur, penguasa Baghdad kala itu, mendengar kecerdasan Ibnu Ishaq.

Sang raja pun mengundangnya ke istana, selanjutnya raja memerintahkan untuk menyusun kitab yang berisi tentang kisah sejak zaman Nabi Adam Alaihi Salam hingga sekarang.

Ibnu Ishaq pun menyelesaikan tugas Khalifah al-Manshur tersebut, dan kitab itu kemudian dikenal sebagai Sirah Nabawiyah.

Artikel Terkait