Keberhasilan gerakan Tajdid di Arab Saudi ditandai dengan berdirinya negara Arab Saudi.
Sejak itu, gerakan Tajdid berkembang hingga ke Benua Afrika.
Hal ini ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh pembaru Islam, seperti Usman dan Fonjo di Nigeria, Muhammad Ali bin as-Sanusi di Libya, dan Muhammad Ahmad bin Abdullah di Sudan.
Gerakan pembaharuan juga terjadi di India yang dilakukan oleh Syekh Ahmad Sirhindi dan Syah Waliullah.
Mereka berdua melakukan pembaharuan di India setelah melihat keadaan umat Islam yang dirusak oleh sinkretisme (perpaduan berbagai macam aliran).
Gerakan Tajdid yang terjadi di Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan ternyata juga berpengaruh hingga ke Asia Tenggara.
Pada awal abad ke-20, pengaruh gerakan Tajdid sampai ke Asia Tenggara, tepatnya di Indonesia.
Munculnya gerakan pembaruan ini sebagai solusi bagi umat Islam di Indonesia yang dianggap telah tercampur dengan syirik dan bidah.
Selain itu, pembaruan di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menandai proses Islamisasi yang terus berlangsung.
Salah satu tokoh pembaruan di Indonesia adalah KH Ahmad Dahlan, yang melakukan pembaruan ajaran Islam terutama di Jawa dengan mendirikan Muhammadiyah pada 12 November 1912.
Melalui Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan melakukan dakwah kepada umat Islam di Yogyakarta dan sekitar keraton.
Saat itu, KH Ahmad Dahlan melihat bahwa umat Islam di Yogyakarta dan sekitar keraton telah tercemar dengan ajaran syirik dan bidah.
Selain Muhammadiyah, gerakan pembaharuan ajaran Islam juga melahirkan organisasi agama, seperti Persatuan Islam (Persis).
Persis didirikan di Bandung pada 1923 oleh sekelompok Islam yang berminat dalam pendidikan dan aktivitas keagamaan yang dipimpin oleh Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus.
Muhammadiyah dan Persis merupakan salah satu organisasi agama yang menjadi pelopor pembaruan Islam di Indonesia.
Itulah Artikel yang sebutkan peristiwa yang menjadi sebab khusus gerakan tajdid pada ormas islam Muhammadiyah ini.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR