* Teori Gujarat menyapa kita dengan kisah para pedagang India yang membawa Islam pada abad ke-13.
Batu nisan Malik As-Saleh tahun 1297 dan persamaan unsur Islam di Nusantara dan India menjadi bukti teorinya. Snouck Hurgronje, seorang Belanda, mempelopori teori ini.
* Teori Persia membawa kita ke peran para pedagang Persia dalam menyebarkan Islam pada abad ke-13.
Persamaan tradisi dan budaya Islam di Indonesia dan Persia menjadi bukti. Djajadiningrat dan Umar Amir Husein mengemukakan teori ini.
* Teori Mekkah membawa kita ke abad ke-7 dan perkampungan Islam di pantai barat Sumatera.
Berita dari China tahun 674 M dan perkembangan Sriwijaya menjadi bukti teorinya. Hamka dan TW Arnold, seorang orientalis Inggris, mendukung teori ini.
Pendapat tentang Teori-teori Masuknya Islam ke Indonesia
Ketiga teori ini bagaikan mozaik yang membentuk sejarah Islam di Indonesia. Masing-masing membawa potongan cerita dan bukti, membuka jendela pengetahuan tentang asal mula Islam di Nusantara.
* Teori Gujarat diakui sebagai teori paling populer dan diterima banyak sejarawan. Bukti-bukti yang diajukan cukup kuat dan logis.
* Teori Persia masih menuai perdebatan. Persamaan tradisi dan budaya Islam di Indonesia dan Persia bisa jadi hasil akulturasi, bukan bukti langsung masuknya Islam dari Persia.
* Teori Mekkah mendapat dukungan dari banyak sejarawan, seperti Hamka dan T.W. Arnold. Bukti-bukti yang diajukan cukup kuat, meskipun masih ada ruang untuk penelitian lebih lanjut.
Baca Juga: Sejarah Masuknya Islam di Andalusia, Berkat Peran Besar Bani Umayyah
KOMENTAR