Intisari-Online.com – Paris Hilton (33) bikin berita lagi. Pada perayaan ultahnya beberapa waktu lalu, Paris menggunakan gaun malam berwarna pink terang tertangkap kamera dalam pose yang jauh dari anggun. Gaunnya tersibak sampai menampakkan bagian intimnya. Ya, Paris tidak mengenakan apa-apa di balik gaun itu.
Conrad Hilton (1887 – 1979) mengawali kerajaannya pada tahun 1919. Di usia 32 tahun, ia veteran Perang Dunia I, mantan anggota legislatif di DPR negara bagian New Mexico, dan mengukir cita-cita besar ingin menjadi bankir. Akhirnya anak saudagar toko kelontong ini malah masuk ke bisnis hotel.
Hampir seratus tahun kemudian, MKG Hospitality (lembaga rating hotel di Eropa) masih menempatkan grup Hilton di peringkat ke-2 dalam kategori Top Ten of Worldwide Hotel Groups. Satu hotel dengan 40 kamar di Cisco, Texas, itu telah berkembang menjadi hampir 4.000 hotel di lebih dari 90 negara. Hasil kerja keras yang nyata oleh penerus Conrad dan tim Hilton di seluruh dunia.
Sementara itu, Paris Hilton, buyut Conrad, dikenal sebagai celebutante, seseorang yang terkenal karena “namanya (saja)”. Gaya hidup yang penuh kontroversi telah memberinya beberapa “penghargaan” juga. Pada tahun 2006, penghargaan Guinness Book of World Records sebagai “Selebritas yang paling dibesar-besarkan (overrated) di dunia”; di-persona non grata-kan kolumnis gosip New York Daily News Lyod Grove, dan dilarang untuk diberitakan selama seminggu oleh Kantor Berita Associate Press pada Februari 2007.
Nama besar memang piala berwajah ganda. Satu bertuliskan “Anugerah”, yang lainnya “Tanggung Jawab”. Membuat kita berpikir, bagaimana dengan nama keluarga “yang biasa-biasa saja” seperti kita? (LW – Intisari Maret 2014)
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR