Intisari-Online.com – Alkisah, seorang penasihat raja sedang dalam perjalanan menuju pertemuan dengan raja dan penasihat lainnya. Dari sudut matanya, ia melihat tikus mati di pinggir jalan.
Ia mengatakan kepada orang-orang yang pergi bersamanya. “Bahkan dari awal yang kecil seperti tikus mati ini, anak muda yang energik bisa membangun sebuah keberuntungan. Jika ia bekerja keras dan menggunakan kecerdasannya, ia bisa memulai bisnis dan membantu istri serta keluarganya.”
Seseorang yang sedang lewat mendengar komentar itu. Ia tahu bahwa itu adalah penasihat raja yang terkenal, sehingga ia memutuskan untuk mengikuti kata-katanya. Ia mengambil tikus mati itu. Mungkin nasib baik untuk pria itu, seorang penjaga toko menghentikannya. Katanya, “Kucing saya telah mengganggu saya sepanjang pagi. Saya akan memberikan dua koin untuk tikus itu.”
Dengan uang dua koin itu, ia membeli kue-kue manis, dan menggelarnya di pinggir jalan, ia juga menyediakan air. Seperti yang diharapkannya, beberapa orang pemetik bunga kembali dari kerja. Karena mereka lapar dan haus, mereka membeli kue-kue manis dan air dengan menukarnya seikat bunga dari mereka. Pada malam hari, pria itu menjual bunga ke kota. Dengan sebagian uang yang diperolehnya, ia membeli kue manis dan kembali keesokan harinya untuk menjualnya kepada pemetik bunga.
Hal itu berlangsung beberapa waktu, hingga terjadi badai yang mengerikan disertai hujan lebat dan angin kencang. Saat berjalan ke taman kesayangan Raja, pria itu melihat banyak ranting pohon yang patah. Maka ia menawarkan diri kepada tukang kebun raja untuk membersihkan itu. Tukang kebun yang malas dengan cepat menyetujuinya. Pria itu melihat beberapa anak bermain di taman seberang jalan. Mereka senang mengumpulkan ranting-ranting patah untuk bermain. Nah, untuk ini, pria itu memberikan satu kue manisnya untuk setiap anak.
Datanglah pembuat gerabah raja, yang selalu menggunakan kayu bakar untuk ovennya. Ketika ia melihat tumpukan kayu yang baru saja dikumpulkan, ia membayar pria itu untuk ranting-ranting itu. Ia bahkan memberikan beberapa gerabahnya.
Dengan keuntungannya dari menjual bunga dan kayu bakar, pria itu membuka toko minuman. Suatu hari, seorang pemotong rumput yang sedang dalam perjalanan ke kota, berhenti di tokonya. Pria itu memberi kue-kue manis dan minuman secara gratis. Karena terkejut akan kemurahan hatinya, mereka bertanya, “Apa yang bisa kami lakukan untuk Anda?” Pria itu menjawab tidak ada yang mereka lakukan sekarang, tapi mereka akan tahu di masa depan.
Seminggu kemudian, ia mendengar bahwa ada penjualan kuda datang ke kota dengan 500 kuda. Pria itu menghubungi pemotong rumput untuk masing-masing memberinya seikat rumput. Ia pun menjual rumput itu kepada penjual kuda.
Waktu berlalu hingga suatu hari, di toko minuman, beberapa pelanggan mengatakan kepadanya bahwa kapal baru dari negara asing baru saja berlabuh di pelabuhan. Pria itu melihat sebuah kesempatan menunggu. Ia memikirkan sebuah rencana bisnis.
Pertama, ia pergi ke seorang teman yang menjual perhiasan, lalu membeli dengan harga rendah sebuah cincin emas, dengan rubi merah. Ia tahu bahwa kapal asing itu berasal dari negara yang tidak memiliki batu rubi sendiri dan emas juga mahal. Lalu ia memberikan cincin itu kepada kapten kapal sebagai uang muka komisinya. Kemudian kapten kapal bersedia mengantarkan semua penumpangnya kepada pria itu. Pria itu mengajak penumpang kapal berjalan-jalan di kota dan mengajak mereka ke toko-toko yang terbaik. Untuk itu, pria itu mendapatkan komisi dari pemilik toko karena telah mengantarkan para penumpang kapal ke tokonya.
Beberapa kali demikian, hingga pria ini menjadi sangat kaya. Karena senang dengan keberhasilannya, ia ingat bahwa itu semua bermula dari kata-kata penasihat raja yang bijaksana. Jadi ia memutuskan untuk memberinya hadiah 100.000 koin emas. Ini adalah setengah dari seluruh kekayaannya. Ia mengatur pertemuan dengan penasihat raja itu dan memberinya hadiah serta mengucapkan terima kasih.
Penasihat raja itu kagum, ia bertanya, “Bagaimana Anda mendapatkan begitu banyak kekayaan hingga bermurah hati memberi hadiah sebesar ini?” Pria itu menjawab bahwa semuanya dimulai dari kata-kata penasihat itu sendiri. Ia mulai menceritakan dari awal tikus mati, kucing lapar, kue-kue manis, dst, hingga akhirnya ia mendapat keberuntungan besar.
Mendengar semua itu, penasihat kerajaan berpikir, “Rasanya tidak baik kehilangan orang yang berbakat seperti pria energik ini. Saya juga punya banyak kekayaan, serta putri tercinta saya. Karena orang ini masih jomblo, ia layak untuk menikahi putri saya. Kemudian ia bisa mewarisi kekayaan saya selain punyanya sendiri. Dan putri saya pun akan dirawat dengan baik.”
Demikianlah terjadi. Setelah penasihat kerajaan yang bijaksana itu meninggal, pria itu menjadi orang terkaya di kota. Raja menunjuknya sebagai penasihatnya. Dan sepanjang hidupnya, pria itu murah hati memberikan uang untuk kebahagiaan dan kesejahteraan banyak orang.