Intisari-Online.com – Dulu sekali, dan bahkan di beberapa tempat hingga sekarang, orang memiliki cerita takhayul. Salah satunya adalah bahwa pohon besar biasanya dihuni oleh dewa pohon, atau semacam roh. Orang-orang berpikir bahwa mereka dapat membuat janji dengan dewa pohon, sehingga ia akan membantu mereka dengan berbagai cara. Ketika mereka berpikir bahwa dewa pohon telah membantu meeka, maka mereka harus menjaga janji mereka.
Alkisah, di sebuah kota, seorang pria tiba di sebuah pohon beringin besar. Ia langsung berpikir bahwa ada dewa pohon yang tinggal di sana. Ia membuat janji untuk dewa pohon ini akan melakukan pengorbanan hewan, dengan imbalan keinginan yang diberikan.
Entah kebetulan atau tidak, keinginan pria itu terpenuhi. Tapi, apakah memang dewa atau setan atau dengan cara lain bisa memenuhi keinginan pria itu, tidak ada yang tahu. Pria itu yakin bahwa dewa pohon telah menjawab doanya, jadi ia ingin memenuhi janjinya.
Karena yang diajukan oleh pria itu sebuah keinginan besar, maka ia mengadakan pengorbanan besar. Ia membawa banyak kambing, keledai, ayam, dan domba. Ia mengumpulkan kayu bakar dan siap membakar hewan yang tak berdaya sebagai korban.
Tiba-tiba roh di phon beringin itu muncul dan berkata, “Hai, temanku, Anda membuat janji. Anda sekarang terikat oleh janji itu. Anda pikir Anda harus menepati janji agar dibebaskan dari perbudakan itu. Tapi jika Anda berkomitmen tindakan tidak bijak yang mengerikan seperti itu, meskipun dijanjikan, hasil yang tidak menyenangkan akan menempatkan Anda dalam perbudakan yang jauh lebih besar. Anda akan dipaksa untuk menderita karena hasil tersebut dalam kehidupan ini, bahkan oleh kehadiran Anda di neraka! Cara untuk melepaskan diri Anda ke dalam pembebasan masa depan adalah menyerah pada perbuatan buruk, tidak peduli apa pun!
Dan lebih jauh lagi, karena Anda pikir aku dewa yang maha benar, apa yang membuat Anda berpikir bahwa saya makan daging? Apakah Anda tidak mendengar bahwa kita, dewa, makan hal-hal yang lebih baik? Aku tidak membutuhkan daging atau setiap persembahan makanan lain.” Lalu Roh iut menghilang.
Pria itu mengerti kesalahan yang telah dilakukannya. Bukannya melakukan perbuatan jahat yang akan memaksa hasil bahagia pada dirinya di masa depan, tapi ia mulai melakukan perbuatan yang hanya akan menguntungkan dirinya dan orang lain.
Membuat janji buruk akan menjadikan lebih buruk daripada membuatnya.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR